Chapter 54 - Can I Believe It?

44.5K 3.2K 3.1K
                                    

WARNING🤚🛑‼️🔞
BAB INI MENGANDUNG ADEGAN DEWASA 21+

Total Kata : 3.800 Kata.

***

Tanpa sadar Louisa menahan napasnya, dan badannya menjadi lebih panas mendengar ucapan Dante.

Ketika Dante mau mencium bagian intimnya lagi, dengan cepat Louisa langsung menutupi bagian intimnya dengan tangannya. Sehingga menghalangi Dante untuk menciumnya.

"Jangan, Dante!" Seru Louisa dengan malu.

Dante menahan kejantanannya yang langsung terbangun melihat Louisa yang malu-malu mau ini.

Mata Dante sudah gelap, dia menatap Louisa. "Kenapa jangan?" Tanya Dante.

Louisa mencoba mencari alasan dengan cepat.

"Itu kegiatan yang tidak senonoh!" Ucap Louisa.

Dante mengangkat alisnya mendengar itu, matanya berkilat-kilat geli mendengar ucapan Louisa.

"Tidak senonoh? Bukannya seminggu lalu kau menikmati kegiatan tidak senonoh kita?"

Wajah Louisa langsung memerah padam. Dante menggeser tangan Louisa yang mencoba menutupi bagian intimnya.

"Bahkan aku ingat, bagaimana kau menjerit sangat manis, dan mengatakan betapa nikmatnya kejantananku menghujani lubang manismu ini," ucap Dante, sambil menekan jarinya pada bagian intim Louisa.

Louisa terkesiap kaget ketika merasakan jari besar Dante itu. Louisa menahan tangannya di mulutnya untuk menahan desahannya.

"Dante," panggil Louisa, sambil menatap Dante dengan mata sayunya.

Dante menatap Louisa.

"Jadi katakan padaku yang sebenarnya, kau mau apa, pumpkin?" Tanya Dante dengan nada rendah, sambil menekan jarinya lagi ke bagian intim Louisa yang tertutup celana dalam.

Louisa merasa bagian intimnya berdenyut merasakan itu. Tapi Louisa belum juga menjawab pertanyaan Dante.

"Jangan," ucap Louisa pelan.

Walaupun Louisa mengatakan jangan tapi tubuh Louisa tidak menolak sedikit pun, atau berusaha mendorong Dante.

Dante sudah mengenal Louisa. Louisa sebenarnya mau.

Akhirnya Dante langsung merobek stoking yang Louisa kenakan, merobek di tengah, di bagian intimnya.

Louisa membelakkan matanya.

"Dante!" Pekik Louisa.

Dante tersenyum miring nakal. "Tadi katanya kau juga merindukanku. Apa kau tidak merindukan kejantananku?" Tanya Dante.

Louisa menahan napasnya. Sejujurnya, empat hari ini ketika dikurung di kediaman Vanderbilt. Setiap malam, Louisa bermain sendiri dengan vibrator-nya, karena begitu merindukan Dante. Wajah Louisa langsung memerah padam, tapi Dante tidak boleh mengetahui itu.

Melihat Louisa tidak menjawab, Dante pun menyingkap celana dalam Louisa ke samping, sehingga tertampang vagina Louisa yang cantik itu. Dante mengerang rendah seperti hewan kelaparan.

Louisa semakin malu sekarang. Rasanya seperti sudah lama mereka tidak melakukan semua ini.

"Aku merindukan vagina cantikmu ini, sayang," ucap Dante lalu mengecup lembut vagina Louisa.

Dante's Confession ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang