Dua | Lawan Tak Sebanding

35 29 0
                                    

Rupanya sandiwaraku untuk menganggapmu tak kasatmata tidak berhasil alias gagal total

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Rupanya sandiwaraku untuk menganggapmu tak kasatmata tidak berhasil alias gagal total. Gerakan jemari tanganku yang berlenggang ke sana kemari di atas tuts-tuts keyboard dan atensi yang tidak lepas dari layar laptop sejak dua jam lalu, sama sekali tidak membuatmu jenuh untuk berada di sekitarku. Malahan, kulihat dirimu bak seorang anak balita aktif yang tidak mengenal lelah dan mempunyai hasrat ingin tahu begitu besar tentang suatu hal.

Pertama, mungkin aku bisa mengabaikan kehadiranmu yang tiba-tiba saja melenggang masuk ke dalam kamarku setelah mengetuk pintu dan dengan santainya menyalakan televisi untuk menonton live action dari salah satu anime favoritku—One Piece. Sial, rasanya ingin sekali aku mengoceh panjang lebar denganmu ketika salah satu karakter favoritku dari kru Topi Jerami sedang beraksi dalam pertarungan menggunakan tiga pedang melawan pasukan bajak laut yang arogan itu. Namun, aku masih bisa menahannya dan buru-buru menyumpal earphone di telingaku untuk meredam jiwa antusias yang mulai membara karena sosok Roronoa Zoro.

Kedua, tingkahmu yang riwa-riwi keluar masuk kamar sambil membawa ragam kantong plastik berisi makanan atau minuman yang dipesan menggunakan layanan pengantaran makanan aplikasi daring benar-benar membuatku kesal dan berakhir menyudahi panggung sandiwara dengan menutup laptop yang ada di hadapanku.

"Katanya, kalau memainkan peran sebagai orang pundung itu butuh tenaga besar untuk bersabar, jadinya harus makan yang banyak biar kuat," ejekmu sambil memainkan satu buah churros varian coklat di udara layaknya pesawat terbang sebelum berhenti tepat di depan mulutku.

Pada akhirnya, aku membiarkan jajanan favorit—perpaduan antara rasa gurih dan manis yang masih hangat—itu masuk ke dalam mulut, memanjakan lidahku setelah aksi jari telunjukmu yang mengusap lembut cuping hidungku berulang kali.

Ah, sial ... mengapa aku selalu kalah dalam medan peperangan yang aku buat sendiri?

 mengapa aku selalu kalah dalam medan peperangan yang aku buat sendiri?

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
Eccedentesiast  |  Park Gunwook ✔️Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu