Enam Belas | Momentum Haru

16 17 0
                                    

"Nak Adrian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nak Adrian ... Zelila adalah satu-satunya putri kesayangan saya dan mendiang ibunya sejak dia lahir ke dunia, menjadi kegembiraan bagi keluarga kecil saya hingga sampai saat ini dan nanti. Waktu berlalu begitu cepat, hingga tiba saatnya saya harus menyerahkan putri kesayangan saya dengan cinta dan kepercayaan padamu. Saya percaya bahwa kamu adalah pria baik, seperti putri kesayangan saya yang memilihmu untuk menjadi pendamping hidupnya hingga akhir hayat. Semoga cinta dan juga kebahagiaan selalu menyertai bahtera rumah tangga kalian berdua. Namun, jika suatu saat kamu tidak lagi mencintai putri saya ... tolong jangan melukai hatinya atau bahkan menyakitinya secara fisik, kembalikan saja secara baik-baik ke saya, ya?"

Dalam perasaan haru, mempelai pria lantas menyanggupi hal tersebut dan berhambur untuk merengkuh daksa pria paruh baya begitu lembut sebelum meraih jemari tangan mempelai wanita untuk digenggam dan bersumpah sehidup semati di altar pernikahan.

Melihat adegan seperti ini adalah hal lumrah bagiku—mengingat bahwa pekerjaanku adalah seorang fotografer yang bertugas untuk merekam potret bahagia setiap momen-momen berharga, tapi bulir air mata tidak pernah absen untuk menetes dan membasahi pipi akan momen haru tersebut.

Menyaksikan potret bahagia milik orang lain acapkali membuatku merasa bahagia sekaligus iri dalam waktu bersamaan. Pasalnya, siapa yang akan menuntunku menuju altar pernikahan suatu saat nanti jika aku tidak pernah mempunyai sosok figur ayah dalam hidupku?

Eccedentesiast  |  Park Gunwook ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang