Guntur: Tahun baru tinggal menghitung hari dan kita berdua gak pernah absen buat lewatin hari itu sama-sama, Ka.
Guntur: Aku gak mau absen ngerayain tahun baru tanpa kamu, hukumnya wajib!
1 menit, 5 menit, 10 menit ... aku tidak tahu pasti sudah berapa lama berdiam diri di depan cooling container—berisikan jajaran minuman kaleng yang disusun rapi—sambil memandangi layar ponsel yang menampilkan pesan masuk darimu. Ada perasaan senang yang membuat jantungku berdebar tidak karuan, ada pun perasaan lain yang kontras seolah-olah membuat hatiku layaknya tersayat-sayat oleh pisau dan berakhir membuat mataku berkaca-kaca karena menahan pahitnya kisah cinta terlarang. Buru-buru kuseka air mata yang membasahi pipi, mengurungkan niat untuk membeli beberapa minuman dan juga cemilan sebagai penawar rasa sedih walau hanya sesaat.
Begitu menjejalkan kedua tungkai ke luar dari swalayan, bisa kulihat seorang wanita patah hati tengah berjalan dan berhenti tepat di hadapanku. Ketika atensi kami berdua bertemu, sepasang netranya yang sembap tersebut berkaca-kaca sambil menatapku kecewa, dan sebuah tamparan keras di pipi kiri pun tidak bisa kuhindari.
"Puas kamu buat hubunganku sama Guntur berakhir, Ka?"
Bibirku bergetar menahan tangis, lidahku terlampau kelu untuk menepis segala amarah dan caci maki yang diutarakan oleh Melisa dengan terisak padaku.
Ironisnya dalam keadaan seperti ini, aku malah berharap sebuah benda ajaib—pintu ke mana saja—milik karakter Doraemon tersebut, ada di dunia nyata dan bisa membawaku pergi menjauh dari masalah-masalah yang membuatku kepalang penat atau benda-benda ajaib lainnya yang bisa mereset memori dan perasaanku secara keseluruhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast | Park Gunwook ✔️
FanfictionPerihal cinta, terkadang semua orang sudah mencoba berbagai cara untuk bersama. Namun, mengapa pada sampai titik terakhir, kita tidak pernah bisa bersama? Rupanya, garis takdir tidak akan pernah bisa mempersatukan hati kita untuk bersama. Selamanya...