[Miss Elard : Chapter 07]

127 36 4
                                    

"Boleh aku bertanya?"

Aku menoleh, "Silahkan."

Taehyung berdehem pelan, dia berdiri di sampingku dan memperhatikanku yang sedang memberi makan kudaku. Aku belum berganti pakaian, sedangkan Taehyung sudah mengganti pakaiannya tadi. Dia menggunakan celana hitam dan kemeja putih yang bagian lengannya dilipat hingga siku dan dua kancing teratas kemejanya terbuka tanpa menggunakan dasi.

"Apakah kau memiliki kekasih?"

Pergerakan tanganku langsung terhenti, kepalaku pun menoleh dan menatapnya. Aku sedikit terkejut. Melihat sorot matanya yang penuh keteguhan, lantas aku menurunkan tatapanku dan kembali fokus pada kudaku.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?"

Taehyung berdehem pelan, "aku ganti saja pertanyaannya. Apakah ada seseorang di hatimu saat ini?" Tanyanya lagi, sembari memasukkan kedua tangannya ke saku celananya, menatapku dengan senyumannya yang tipis namun begitu menawan.

Belum aku menjawab, Kak Jiho tiba-tiba muncul sambil berkata, "Kau memiliki saingan, Taehyung."

Apa-apaan ucapannya itu. Aku dan Taehyung menatap Kak Jiho bersamaan. Kakak keduaku itu juga sudah berganti pakaian, dia mengelus kepala kudaku sambil tersenyum, tampaknya dia mendengar pertanyaan pertama Taehyung.

"Untuk mendapatkan hati adikku, kau memiliki banyak saingan. Tapi, ada satu saingan yang kurasa dia bukan saingan yang mudah untukmu." Kak Jiho melangkah mendekat, lalu dia mengelus kepalaku dengan lembut, "Tidak mudah juga, untuk mendapatkan dukungan dari kedua kakaknya." Dia menatapku, lalu kembali menatap Taehyung.

Taehyung tersenyum tipis, "Untuk mendapatkan sesuatu yang berharga, kita harus berusaha, bukan? Dan di sini aku akan melakukan usaha terbaikku untuk mendapatkan sesuatu yang sangat berharga tersebut." Ucapnya, kemudian dia melirikku, bertatap mata denganku.

Kak Jiho tersenyum lebih lebar hingga sepasang matanya menyipit, "Semoga berhasil." Lalu dia menepuk dua kali pundak Taehyung. "Adikku sayang, kau harus berganti pakaian, lalu kita pergi makan siang."

Kak Jiho merangkul bahuku dan membawaku menjauh dari Taehyung. Dari sini aku mengetahui, rupanya ucapan Kak Jiho ketika sarapan waktu itu bukan bercanda. Ucapan bahwa dia lebih menyukai Jungkook ketimbang Taehyung. Aku hanya bisa menghembuskan napas panjang menyadari hal itu.

Kemudian, senyuman tipis tersungging diwajahku mengingat ucapan Taehyung beberapa saat lalu.

Baiklah, Mr. Vincent. Aku menantikan usaha terbaikmu.

***

Sambil menikmati secangkir kopi dan berjemur di teras belakang, aku melakukan panggilan telfon dengan Manajer umum yang mengurus perumahanku di Melbourne. Juga memeriksa beberapa file yang dikirimkannya padaku. Suasana rumah sepi, tentu karena semua keluargaku pergi ke kantor dan melakukan pekerjaan masing-masing seperti biasa.

Ketika sedang sibuk pada file yang aku periksa, ada notifikasi muncul. Itu adalah pesan dari Taehyung. Aku tidak langsung membukanya, hanya meliriknya sekilas sebelum kembali fokus pada pekerjaanku. Yeah, disaat seperti ini, yang lebih penting adalah pekerjaanku. Pesan dari Taehyung bisa menunggu.

Disaat yang bersamaan, aku menerima panggilan telfon dari sekretarisku di Toronto. Aku langsung menerima panggilan telfon tersebut, berbicara dengan serius sampai raut wajahku berubah begitu mendengar satu kalimat mencengangkan di sebrang sana.

Sialan! Brengsek!

Aku nyaris melempar handphone yang aku pegang. Mandor yang aku tugaskan dalam pembangunan di Toronto melakukan korupsi. Uang yang seharusnya digunakan untuk menggaji para tukang malah diberikan setengahnya sedangkan setengahnya lagi dia sembunyikan untuk dirinya sendiri. Para tukang komplen karena merasa gajinya kurang, mereka berpikir akulah yang terlalu sedikit menggaji mereka.

MISS ELARDWhere stories live. Discover now