[Miss Elard : Chapter 09]

127 30 6
                                    

Alasanku tertarik kepada Taehyung, adalah karena wajahnya yang luar biasa tampan, berwibawa dan berkharisma, dia memiliki aura dominan dan mengintimidasi yang melebihi Kak Jean, dia memiliki tatapan mata yang tajam, dia selalu menjaga sopan santunnya, selalu tersenyum lembut dan ramah. Tubuhnya yang tinggi, caranya berjalan dan caranya duduk yang tegap dan penuh rasa percaya diri, hal itu bahkan membuatku tertarik padanya.

Dan kini, dengan senyumannya yang menawan dia mengatakan rindu. Aku hanya bisa terdiam menatapnya, dengan jantung yang berdegup begitu kencang, yang aku harap Taehyung tak dapat mendengarnya. Aku gugup seketika, diam-diam tanganku bergetar kecil. Tatapan matanya yang lembut saat ini, bagaikan menghipnotisku sehingga sulit untukku mengalihkan pandangan.

Tidak boleh seperti ini!!

Hati terdalamku berteriak, memerintahku untuk segera sadar dan tidak terbawa perasaan lebih jauh lagi. Hanya tertarik, hanya suka. Tidak boleh melebihi itu. Itu adalah aturan yang aku buat sendiri. Jangan sampai aku jatuh hati lebih dulu kepada seorang pria yang belum aku kenal benar.

Aku mengalihkan tatapanku dengan menundukkan kepala, memejam beberapa saat lalu kembali menatapnya yang masih menatapku.

"Aku harus pulang sebelum hari semakin gelap." Ucapku sambil berdiri, hal yang membuat raut wajahnya berubah dan ikut berdiri dengan panik.

"Miss Elard—"

"Terima kasih untuk waktu sorenya yang sebentar, Mr. Vincent. Sampai jumpa di lain waktu." Aku menundukkan kepalaku sopan kemudian berlalu dari hadapannya.

Taehyung tidak menahanku, dia tidak menyusulku, dia tidak mengantarku ke depan. Aku sedikit kecewa akan hal itu. Namun tidak, sekali lagi aku menegaskan pada diriku sendiri, aku tidak boleh terbawa perasaan lebih jauh lagi.

***

Malam ini keluarga Huang mengundang keluarga kami ke kediamannya untuk makan malam bersama. Karena itu malam ini kami sudah rapi dan siap untuk pergi. Aku menggunakan midi dress Putih tanpa lengan, dipadukan dengan crop blazer berwarna senada. 

Aku berangkat bersama Kak Jiho, sedangkan Kak Jean membawa mobil sendiri, begitupun dengan ayah dan ibu. Tiga mobil kami melaju beringan menuju kediaman calon besan kami.

Melewati rumah Taehyung, aku teringat pertemuan terakhir kami yang sudah lewat tiga hari. Aku belum bertemu dengannya lagi. Terpikir olehku, apakah Taehyung tersinggung karena aku yang pulang begitu saja bahkan tanpa meminum sedikitpun kopi yang dia sajikan untukku?

Taehyung benar-benar tertarik padaku, dia benar-benar menyukaiku. Itu adalah suatu hal yang tak perlu dipertanyakan lagi. Selanjutnya adalah, aku harus melihat apa yang akan dia lakukan jika aku menghindarinya, lalu mendekatinya dan bersikap seakan tak pernah ada apa-apa, kemudian kembali menghindarinya.

Apakah dia akan merasa dipermainkan? Apakah dia akan merasa aku menarik ulur hubungan kami yang masih dalam tahap saling mengenal? Aku ingin tahu bagaimana perasaannya, dan apa yang akan dia lakukan untuk menanggapinya.

Ini adalah trik yang sama yang aku lakukan kepada Jungkook dulu. Dan sejauh ini, Jungkook dan Taehyung benar-benar bertolak belakang. Jika Taehyung bersikap sopan dan sangat hati-hati dalam tindakannya, maka berbeda dengan Jungkook yang cukup agresif dan ambisius. Jika Taehyung dapat menerima penolakan, maka berbeda dengan Jungkook yang sangat sulit menerima penolakan. Agak kewalahan sebenarnya ketika aku menghadapi Jungkook.

Hanya sedikit persamaan diantara dua pria itu, dua diantaranya adalah ketampanan dan old money-nya

***

Selama makan malam, kami membicarakan hubungan Kak Jean dan Lily, terkadang pula membicarakan pekerjaan hingga membicarakan Kak Jiho dan aku yang masih lajang.

MISS ELARDWhere stories live. Discover now