Chapt. 18

85 4 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Chaens!! Selamat hari raya Idul Fitri!! Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin 🙏

Maaf, yaa. Matcha baru kembali lagi.
Kalian apa kabar?

Tahun ini dapat THR nggak, nih?
Yang nggak dapat, sabar, yaa. Semoga diberikan rezeki yang lancar.

Kangen Zx, kan? Yuk, baca! Matcha akan spill lagi, siapa itu Daksa!!

==========================================

Menunggu Aiden menyelesaikan makan bapaunya cukup membutuhkan waktu yang cukup lama. Pasalnya, tak hanya bapau. Setelah ada suster memberikan sarapan paginya, langsung dilahap habis oleh Aiden. Jika dipikir, setelah ia minum obat juga, lalu berhenti. Itu salah! Justru Aiden melanjutkan makannya lagi dengan memakan buah yang ada di nakas.

"Den, sumpah! Ini mah gue udah ngantuk duluan nungguin lo selesai makan," gerutu Hazell yang matanya tinggal setengah watt.

Sementara Aiden dengan rasa tak bersalahnya, ia hanya diam saja. "Bentar, kek. Lo pada nyuruh gue cerita, tapi bensinnya kagak diisi. Ya, berhenti tengah jalan gue."

"Iya, kita tunggu. Cepat!" suruh Varess, meskipun ekspresinya sudah jengah menunggu Aiden bercerita.

Akhirnya, setelah beberapa menit. Aiden sudah sangat kenyang. Namun, kekenyangan itu membuatnya hampir mengantuk. Terlebih efek obat yang ia minum rupanya menimbulkan rasa kantuk juga.

"Gue mau cerita, tapi ini mata ngajak gue merem," ujar Aiden bersiap tiduran di atas ranjangnya.

Melihat Aiden yang hendak tertidur, semuanya lantas mencegah. "Kagak!"

"Lo hutang cerita, Den! Ucapan adalah doa. Doa adalah janji yang baik harus ditepati!" sahut Jessie.

Karena paksaan dari temannya, Aiden pun tak jadi tidur. Meskipun dengan rasa kantuk, sebisa mungkin ia tahan hanya untuk bercerita. Siapa itu Daksa, secara lengkap menurut pengetahuannya.

Dirasa posisinya yang kurang nyaman, Aiden memilih untuk duduk di bawah bersama teman-temannya. Tangannya yang masih bersama infus itu ia bawa dengan hati-hati, tiang infusnya pun ia bawa berdekatan dengan tempat ia duduk.

"Gue mau mulai cerita, tapi, tolong ambilin gue camilan dulu kek. Gue masih laper, sumpah!" suruh Aiden sembari memegangi perutnya.

Lantas, semuanya melongo. Sejak tadi, Aiden terus saja makan tanpa henti dan ... Apa katanya? Masih lapar? Seberapa besar kapasitas perut Aiden sampai hampir semua makanan ia makan, tetapi belum juga kenyang.

Karena dilanda penasaran yang cukup tinggi, akhirnya Hazell dan Ravend mengambil semua camilan ke hadapan Aiden. Mulai dari keripik pisang, yupi, keripik buah, kacang tanah, sampai semua toples di atas meja pun ada di hadapannya.

"Kan, gue udah cerita soal Daksa. Jadi, apa yang buat kalian penasaran?" tanya Aiden.

Varess mendelik sebal. Sebenarnya, Aiden itu tahu nggak, sih, seberapa penasarannya mereka dengan si Daksa?

Melihat temannya yang memasang wajah kurang tak mengenakkan, akhirnya Aiden pun mulai bercerita. "Gue kenal si Daksa mulai dari SMA. Yang gue bilang sejak dia salah pesan jus dan kita mulai tukeran nomor itu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hi, We Are ZxVorst Team Where stories live. Discover now