Enam | Bouquet Toss

20 27 0
                                    

Jamuan pada resepsi pernikahan malam ini di gedung Graha Cakrawala, benar-benar tidak bisa membuat mulutku berhenti untuk mengunyah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jamuan pada resepsi pernikahan malam ini di gedung Graha Cakrawala, benar-benar tidak bisa membuat mulutku berhenti untuk mengunyah. Bahkan dalam keadaan mulut yang masih penuh layaknya tupai yang menyimpan makanan dalam kantung pipi, jemari tanganku bergerak begitu lincah mengambil satu persatu snack menjadi variasi beragam di atas piring mini bundar berwarna putih tulang.

"Dimohon para hadirin sekalian untuk merapat ke tengah karena setelah ini kita akan melakukan sesi bouquet toss yang akan dilakukan oleh mempelai, bagi yang sudah berstatus suami-istri tidak boleh ikutan dan lebih baik menonton ini sebagai pertunjukan saja, ya!"

Awalnya aku bersikap acuh tak acuh, tapi sikap itu tidak bertahan lama ketika piring mini dengan susunan snack yang bervariasi di tangan kananku tersebut diambil alih oleh dirinya, Sandhya.

"Istirahat dulu, gak takut perutmu meletus kalau makan terus, Ka?" ejeknya sambil menyerahkan piringku kepada salah satu pelayan yang bertanggung jawab khusus dengan meja makanan ringan untuk dititipkan sejenak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Istirahat dulu, gak takut perutmu meletus kalau makan terus, Ka?" ejeknya sambil menyerahkan piringku kepada salah satu pelayan yang bertanggung jawab khusus dengan meja makanan ringan untuk dititipkan sejenak.

Aku hanya bisa pasrah ketika dirinya mengajakku berdiri di tengah-tengah kerumunan untuk mengikuti sesi bouquet toss.

"Tiga ... dua ... satu!"

Dalam waktu bersamaan, buket yang melayang di udara setelah hitungan mundur dan menuju ke arahku, bisa kurasakan tanganku yang lain digenggam secara sembunyi-sembunyi di tengah-tengah keramaian—tidak usah bertanya siapa lagi pelakunya kalau bukan manusia yang dengan beraninya menginterupsi waktu berhargaku saat berburu snack gratis—lalu tanpa dosa tersenyum manis ke arahku.

Anenya, buket yang harusnya digenggam oleh kami berdua, kini ketambahan satu tangan yang ikut serta menggenggam bersama kami. Saat berpaling, bisa kurasakan sekon demi sekon yang berlalu seolah-olah berjalan begitu lambat ketika mengetahui bahwa orang lain yang berhasil menangkap buket bersamaku selain Sandhya adalah dirimu, Guntur.

 Saat berpaling, bisa kurasakan sekon demi sekon yang berlalu seolah-olah berjalan begitu lambat ketika mengetahui bahwa orang lain yang berhasil menangkap buket bersamaku selain Sandhya adalah dirimu, Guntur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Eccedentesiast  |  Park Gunwook ✔️Where stories live. Discover now