Terbuai

42.8K 417 24
                                    

PESONA PAMAN SENO | Terbuai

Seno menekan punggung Rindu, merapatkan tubuh mungil itu pada tubuh jangkungnya. Membuat gesekan pada dada mereka kian terasa. Dan berhasil membakar hasrat keduanya.

Tangan Seno yang lain, turun menangkup sebelah bongkahan padat Rindu. Meremasnya gemas dan sesekali menamparnya.

Pekikan Rindu teredam sesaat ketika dia merasakan tamparan pada bongkahan belakangnya. Netranya membola, menatap Seno dengan penuh keterkejutan.

"Paman.." Rindu berusaha keras menahan suaranya agar tidak terdengar keras.

Bukannya takut melihat Rindu yang melotot ke arahnya, Seno justru terkekeh geli tanpa rasa bersalah. Baginya melihat Rindu yang berekspresi demikian membuat dirinya merasa terhibur.

"Tangan Paman nakal sekali." omel Rindu dengan bibir mengerucut.

Seno mencomot bibir Rindu tanpa dosa. Membuat gadis itu kembali membelalak dengan dirinya yang tertawa kecil.

"Kamu lucu sekali." celetuk Seno tanpa melepaskan tatapannya dari wajah cantik Rindu.

Rindu yang mendengarnya terang saja langsung memerah. Dia menangkup kedua pipinya yang panas. Dan pose gadis itu terlihat sangat menggemaskan di mata Seno.

"Se-Sebaiknya kita cepat masuk sebelum ketahuan Bibi." ujar Rindu tergagap.

Seno tampak mengedarkan pandangannya ke penjuru dapur. Lalu tanpa kata menuntun Rindu masuk ke dalam ruang tengah.

"Paman.." seru Rindu berbisik dengan wajah panik.

Seno tak mengindahkan seruan Rindu. Dengan tenang dia berjalan menuju kamar Rindu yang berada di pojok. Berjarak tiga ruangan dengan kamarnya.

"Eh, kenapa Paman membawa Rindu ke sini? Lebih baik Paman segera masuk ke kamar Paman. Sebelum Bibi melihat kita di sini." kata Rindu dengan wajah tegang.

Seno menggeleng tak setuju. Dia justru dengan mantap mendorong pintu kamar Rindu sampai terbuka. Dan membawa gadis itu masuk ke dalamnya.

Ceklek

Klik

Jantung Rindu berdebar hebat kala Seno mengungkung dirinya di antara daun pintu dan tubuh jangkungnya. Kedua lengan kekar pria itu berada di sisi kiri dan kanan tubuhnya. Memerangkap dirinya yang tidak berdaya di bawah kuasa pria itu.

"Bagaimana jika kita melanjutkan yang tadi?" tanya Seno tersenyum miring.

Glup

Rindu yang mendengarnya seketika menelan ludahnya dengan susah payah. Dalam hati dia tidak pernah menduga jika Seno akan berbuat senekat ini. Mengingat hubungan mereka baru saja terjalin beberapa jam lalu.

"T-Tapi bagaimana dengan Bi-"

Sstt..

"Jangan bahas orang lain jika kita sedang berdua, Sayang." desis Seno menghentikan ucapan Rindu.

Gadis itu menelan bulat-bulat ucapannya yang belum selesai. Netranya menatap nanar ke arah Seno yang menampilkan seringai nakal.

Cup

Tbc.
_

__________

Malam semuanya..
Part lengkapnya nunggu versi e-booknya rilis ya guys
Jangan lupa follow dan vote part ini juga

Sebelumnya Valerie juga mau ngasih tau kalau mungkin bakal telat update untuk beberapa hari karena ada musibah yang baru menimpa ortu Valerie.
Mohon doanya ya guys, semoga Mama Valerie lekas dikasih kesembuhan🙏
Dan terimakasih buat temen² yang udah mendoakan. Semoga Tuhan membalasnya dengan kebaikan berkali lipat. Amin.

Pesona Paman SenoWhere stories live. Discover now