Sembunyi

21.7K 634 30
                                    

PESONA PAMAN SENO | Sembunyi

Rindu tersenyum puas begitu melihat masakan yang dia buat sejak pagi tadi telah tersaji rapi di atas meja. Pagi ini dia sengaja bangun lebih awal untuk pergi ke pasar dan berbelanja bahan-bahan makanan. Tak tanggung-tanggung, Rindu pergi ke pasar saat hari masih gelap.

Tepat pukul 6 pagi, Rindu telah menyelesaikan kegiatannya di dapur. Dia juga sudah selesai mencuci piring dan alat-alat dapur lainnya.

Semua yang Rindu lakukan tidak lain untuk menyambut kepulangan Seno. Pria itu semalam mengabarinya jika pagi ini dia akan pulang sebentar. Sehingga Rindu buru-buru memasakkan sesuatu untuk Seno.

Entahlah, Rindu merasa tidak sabar menunggu kepulangan Seno. Padahal pria itu hanya tidak pulang selama sehari saja. Dan mereka juga sempat bertukar pesan semalam.

Mengenai Hanum, sejak dirinya sibuk di dapur, wanita itu tidak terlihat batang hidungnya. Entah apa yang dilakukan oleh bibinya itu. Rindu tidak ingin mempedulikannya.

Setelah menyelesaikan kegiatan memasaknya sekalian bersih-bersih dapur, Rindu bergegas pergi ke kamarnya untuk mandi. Tubuhnya terasa lengket dan bau. Tidak mungkin dirinya menyambut Seno dalam keadaan berantakan seperti itu.

Tak membutuhkan waktu yang lama bagi Rindu untuk membersihkan diri. Gadis itu telah keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih segar.

Seperti biasa, Rindu tampak menawan dengan pakaian sederhananya. Padahal dia hanya memakai kaos pendek berwarna merah jambu dan rok pendek sebatas lutut berwarna hitam. Rambut panjangnya yang bergelombang juga dia biarkan tergerai bebas.

Rindu hanya menaburkan bedak tipis pada wajahnya. Dan sebagai sentuhan akhir, dia memoleskan lip balm agar bibirnya tidak terlihat pucat.

Rindu tersenyum tipis melihat penampilannya yang telah rapi. Dia lantas menyambar ponsel yang tergeletak di atas meja kecil yang ada di samping tempat tidurnya. Baru setelah itu dia berjalan keluar dari kamar.

Suasana di rumah tersebut masih sangat sepi. Pintu kamar Hanum masih tertutup rapat. Menandakan jika orang yang ada di dalamnya belum keluar. Atau mungkin saja masih terlelap di dalam mimpinya.

Rindu mendengus karena sikap sang bibi yang pemalas sekali. Semalam wanita itu memilih membeli makanan di luar tanpa menawarinya. Membuat Rindu terpaksa memasak mie instan tengah malam karena merasa lapar.

Semua itu tentu Rindu adukan pada Seno. Dia ingin menarik simpati pria itu, sekaligus membuatnya kesal dengan sikap Hanum. Bibinya itu benar-benar menyebalkan sekali.

Ketika Rindu tengah berjalan menuju ruang tengah, ponsel yang ada di genggaman tangannya tiba-tiba saja bergetar. Menandakan jika ada pesan masuk. Dengan cepat Rindu membukanya dan menemukan jika Seno yang ternyata sedang mengiriminya pesan.

Dahi Rindu mengernyit begitu membaca pesan dari sang paman. Kenapa pria itu tidak langsung masuk saja ke rumah lewat pintu depan? Seno justru memintanya untuk membuka pintu belakang yang ada di dekat dapur.

Walau merasa heran, Rindu tetap berjalan menuju dapur. Dibukanya pintu belakang dengan hati-hati. Takut mengganggu sang bibi yang masih betah bersemedi di dalam kamarnya.

Cek-

Ehh

Rindu berjengit saat tiba-tiba saja merasakan pelukan hangat dari pria di depannya. Gadis itu mengerjap lucu dengan wajah tercenung.

Pesona Paman SenoWhere stories live. Discover now