Permintaan Seno

20.8K 676 18
                                    

PESONA PAMAN SENO | Permintaan Seno



Rindu tak langsung menanggapi ucapan Seno barusan. Gadis itu masih diam, mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

Apa dengan dirinya memberi seorang anak untuk Seno, pria itu tidak akan meninggalkannya? Lalu bagaimana jika yang terjadi sebaliknya? Mengingat hubungan mereka yang masih belum jelas arah tujuannya.

Seno tahu, Rindu pasti merasa keberatan dengan permintaannya. Terbukti dengan diamnya gadis itu yang membuat dirinya merasa canggung. Seno sadar diri, dia terlalu banyak menuntut gadis itu.

"Em, lupakan saja ucapan Paman tadi, Sayang. Em, lebih baik kita bicara yang lain saja." timpal Seno terdengar kikuk.

Rindu tampak mengangguk, masih mengunci rapat bibirnya. Untuk saat ini dia belum ingin memikirkan permintaan Seno terlalu jauh. Dia ingin fokus dengan balas dendamnya yang sempat terhenti karena dirinya yang terlalu fokus dengan kebersamaannya bersama Seno.

"Kamu hanya membuat kopi saja?" tanya Seno mencoba memecah kecanggungan di antara mereka.

Rindu mengangguk sembari menyamankan posisi duduknya. Gadis itu memilih menyandarkan kepalanya di bahu Seno.

"Rindu tidak pernah minum kopi, Paman." jawab Rindu santai.

Seno melirik sejenak wajah Rindu yang hanya bisa dia sebagian. Tangannya terulur mengelus surai panjang gadis itu yang dibiarkan tergerai.

"Bagaimana dengan teh atau susu?" Seno kembali bertanya. Kali ini sepertinya dia berhasil membuat Rindu kembali nyaman bersamanya.

Kepala Rindu terasa bergerak, menggeleng kecil sebagai jawaban.

"Rindu tidak pernah minum teh sejak kecil. Kalau susu, Rindu sudah tidak meminumnya lagi sejak beranjak remaja." jelas Rindu yang mulai terbuka.

Seno sepertinya mulai tertarik untuk mengenal Rindu lebih jauh lagi. Pasalnya walaupun dia adalah pamannya, tapi mereka tidak pernah dekat sejak dulu. Rindu hanya dekat dengan Hanum.

"Ceritakan tentang kamu, Sayang. Selama ini Paman belum benar-benar mengenal kamu." pinta Seno dengan lembut.

Rindu yang mendengarnya lantas mengulum senyum. Selama berhubungan dengan Seno, pria itu tidak pernah mengungkit tentang kehidupan mereka sebelumnya. Mereka hanya akan saling bermesraan dan berakhir dengan berbagi peluh di atas ranjang.

Dengan malu-malu, Rindu akhirnya menceritakan banyak hal tentang dirinya pada Seno. Dan pria itu tampak mendengarkan dengan seksama.

Seno baru tahu jika gadis itu tidak suka makanan yang panas dan lembek. Dia juga baru mengetahui jika Rindu sempat mengalami depresi berat setelah kematian orang tuanya.

"Maaf karena Paman tidak tahu kamu sampai mengalami hal berat seperti itu." ujar Seno tulus.

Rindu hanya bisa mengangguk dengan kaku. Gadis itu berpikir, bagaimana reaksi Seno jika tahu dalang dibalik kematian kedua orang tuanya adalah Hanum, istrinya sendiri.

"Kamu harus tegar, Sayang. Kita memang tidak tahu kapan dan bagaimana ajal akan menjemput." kata Seno berusaha menguatkan Rindu yang kini memilih menenggelamkan wajahnya di dadanya. Dia tahu jika gadis itu tengah menangis.

Pesona Paman SenoМесто, где живут истории. Откройте их для себя