Saling Cinta

21.9K 575 35
                                    

PESONA PAMAN SENO | Saling Cinta

Rindu mendongak begitu mendengar pertanyaan dari Seno. Gadis itu terdiam, dengan manik sendu.

Seno menatap balik Rindu dengan pandangan dalam. Diusapnya pipi gadis itu dengan lembut dan penuh perasaan. Membuat Rindu refleks terpejam meresapi sentuhan yang ada di sisi wajahnya.

"Awalnya Paman merasa ragu dengan apa yang Paman rasakan akhir-akhir ini. Bagaimanapun Paman sudah beristri dan tidak sepantasnya memiliki perasaan ini pada wanita lain." kata Seno masih dengan tangan yang membelai wajah Rindu.

"Paman sempat ingin memutuskan hubungan ini karena Paman tidak ingin menyakiti Hanum semakin dalam." lanjut Seno yang membuat Rindu menegang. Tiba-tiba saja dia merasa takut jika sampai hal itu terjadi.

Seno tersenyum getir, menyadari akan kesalahannya yang fatal. Dia sudah menghancurkan rumah tangganya dengan bermain api bersama Rindu. Tapi dia juga tidak ingin melepaskan gadis itu begitu saja. Rindu telah membuatnya nyaman dengan segala perhatian yang dia berikan.

"Tapi seiring berjalannya waktu, Paman justru merasakan kenyamanan yang tidak pernah Paman dapatkan dari Hanum. Paman merasa nyaman bersama kamu. Sedetik saja kita tidak bertemu, rasanya Paman benar-benar rindu." ujarnya diakhiri dengan senyuman.

Rindu tak mampu berkata-kata mendengar semua ucapan Seno. Dia masih belum yakin jika apa yang pria itu katakan seluruhnya adalah sebuah kebenaran. Tapi melihat bagaimana raut wajah Seno saat ini, Rindu tak dapat menemukan kebohongan di matanya.

"Maafkan Paman karena sudah lancang mencintai kamu, Sayang." ujar Seno menegaskan perasaannya pada Rindu.

Pria itu menatap gadis yang ada di depannya dengan pandangan dalam. Yang membuat Rindu merasa bergetar. Dengan ragu dia bangun dari atas tubuh Seno. Lalu duduk membelakangi pria itu yang menatapnya dengan sendu.

Seno sadar jika usianya terpaut sangat jauh dengan Rindu. Gadis itu juga menjalin hubungan dengan dirinya karena permintaannya. Dan Seno tidak menerima penolakan sewaktu itu.

Apa sekarang Rindu merasa jijik dengannya? Pria tua yang sudah lancang memiliki perasaan cinta terhadap dirinya? Apalagi dengan status Seno yang masih seorang suami dari sang bibi.

"Apa Paman serius dengan ucapan Paman tadi?" tanya Rindu masih dengan posisi memunggungi Seno.

Seno perlahan bangkit dari posisi berbaringnya dengan netra yang tak lepas menatap punggung Rindu yang tampak ringkih.

"Paman serius, Rin. Paman benar-benar mencintai kamu." ujar Seno tegas. Tak ingin membuat gadis itu ragu akan perasaannya. Nyatanya Seno memang benar-benar mencintai Rindu, entah sejak kapan.

Gadis itu akhirnya menoleh, membuat pandangan mereka bertemu. Keduanya saling berhadapan dengan perasaan membuncah yang berusaha ditahan.

"Ri-Rindu juga mencintai Paman Seno." akhirnya kalimat itu berhasil keluar dari bibir Rindu. Membuat Seno tak dapat menahan kedutan pada bibirnya.

Perasaan hangat melingkupi hati Seno saat ini. Mendengar pernyataan cinta dari Rindu barusan. Ternyata mereka saling mencintai satu sama lain.

Entah sejak kapan kedua tangan mereka saling bertaut. Bibir keduanya sama-sama tersenyum dengan perasaan yang membuncah.

"Rindu merasa nyaman setiap bersama Paman Seno. Awalnya Rindu pikir jika itu hanyalah perasaan biasa yang Rindu rasakan karena merindukan sosok Ayah. Tapi ternyata Rindu sudah salah mengartikan. Selama ini Rindu ternyata sudah jatuh cinta pada Paman Seno." tutur Rindu dengan suara lembutnya.

Mendengar penuturan tersebut, Seno tak dapat lagi menahan rasa bahagianya. Tak ada kebohongan yang dia lihat dari raut wajah Rindu saat ini.

Rindu melipat bibirnya menahan rasa malu. Akhirnya dia berani mengutarakan perasaan terpendam ini pada Seno. Dia benar-benar telah jatuh ke dalam pesona pria itu.

Awalnya Rindu memang hanya menjadikan Seno sebagai batu loncatan untuk membalaskan dendamnya pada Hanum. Tapi siapa sangka jika seiring dengan kebersamaan mereka, Rindu justru berbalik jatuh cinta pada pria itu.

Lalu bagaimana dengan rencana balas dendamnya terhadap Hanum? Apa dia masih akan terus melanjutkannya?

Untuk saat ini Rindu masih belum memikirkan tentang hal itu. Dia juga masih belum siap mengatakan yang sebenarnya pada Seno. Bagaimanapun dia tidak ingin terjadi kesalahpahaman di antara mereka suatu hari nanti. Rindu akan menjelaskannya pada Seno ketika waktunya telah tepat.

"Sayang.. Paman benar-benar bahagia sekali." Seno tak dapat menyembunyikan raut bahagianya.

Ditariknya tubuh Rindu ke dalam dekapan hangatnya. Menyalurkan segala rasa yang hadir di dalam hatinya. Rasanya begitu menyenangkan sampai dia melupakan jika dirinya masih berstatus sebagai suami orang.

Tapi jika boleh jujur, perasaan ini benar-benar berbeda ketika dirinya bersama dengan Hanum. Apa mungkin karena pernikahan mereka hasil dari perjodohan?

"Sekarang Paman sarapan dulu, ya. Rindu sudah ambilkan makanan untuk Paman." kata Rindu sembari melerai pelukan mereka. Keduanya sudah terlalu lama saling bicara.

Seno mengangguk patuh dan menerima suapan dari Rindu. Gadis itu begitu perhatian terhadap dirinya. Rindu selalu memperlakukannya dengan baik. Tidak salah jika dia akhirnya menaruh hati pada gadis cantik itu.

Sembari menyuapi sang bayi besar, Rindu juga sesekali ikut menyantap makanan buatannya. Perutnya ikut keroncongan karena belum sarapan sejak pagi tadi. Jadilah mereka makan sepiring berdua. Benar-benar pasangan yang romantis.

Berbanding terbalik dengan pasangan yang tengah dimabuk asmara itu, Hanum justru tampak kesal karena tidak mendapati satu pesan apapun dari suaminya. Padahal sudah sejak semalam dia menanti pesan dari Seno.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada kamu, Mas? Kenapa kamu menjadi semakin berubah seperti ini? Apa kamu memiliki wanita lain di belakang aku?" gumam Hanum menatap layar ponselnya dengan tatapan kosong.

Sejak semalam Hanum tidak bisa tidur dengan nyenyak. Pikirannya dipenuhi oleh berbagai asumsi buruk mengenai suaminya yang mulai berubah.

Seno sudah tidak pernah menyentuhnya lagi sejak lama. Pria itu selalu beralasan jika dirinya merasa lelah seharian bekerja di bengkel. Dan Hanum mencoba untuk memakluminya.

Tapi semakin hari sikap Seno semakin berubah terhadap dirinya. Pria itu jadi sering memarahinya karena masalah yang dia anggap sepele. Tak jarang Seno juga mendiamkannya tanpa sebab. Membuat dirinya merasa sedih akan hal itu.

"Apa kamu sudah bosan hidup bersamaku, Mas?" lirih Hanum dengan mata berkaca-kaca menatap wallpaper ponselnya yang menampik foto pernikahan mereka.

Tes

Setitik air mata jatuh membasahi pipi Hanum. Wanita itu merasa Seno begitu jahat terhadap dirinya. Seno sudah tidak lagi mau menuruti semua permintaannya. Pria itu juga seolah tengah menjauhinya.

"Aku tidak akan membiarkan ini semua terjadi. Aku harus cari tahu siapa wanita yang telah membuat kamu berubah, Mas. Aku tidak akan tinggal diam. Jika perlu aku akan melenyapkan wanita itu." desis Hanum mulai dipenuhi amarah.

Sorot matanya yang tadinya redup, kini telah berganti dengan kobaran api yang membakar hatinya. Hanum sudah tidak tahan lagi berpura-pura baik-baik saja. Seno harus tahu jika dia adalah miliknya. Dan tak seorang pun bisa memiliki Seno kecuali dirinya.



Tbc.
______
Bacanya sambil dengerin lagunya Tiara Andini "Kupu-Kupu" dijamin ikut berbunga-bunga muehehe

Btw buat temen² pembaca, aku juga udah up 15 bab di Kubaca ya termasuk part Ruangan Seno dkk
Jadi kalo temen² mau baca bisa langsung klik tautan di bio aku dan pilih opsi KUBACA ya..
Bentar lagi di acc guys bisa masuk beranda

Terimakasih
Salam

Valerie💕

Pesona Paman SenoOù les histoires vivent. Découvrez maintenant