Tidak Pulang

27K 608 22
                                    

PESONA PAMAN SENO | Tidak Pulang

Seno mengelap keringat yang membasahi pelipisnya dengan punggung tangan. Rasanya benar-benar melelahkan karena sejak tadi dia tidak berhenti bergerak kesana kemari.

Siang ini bengkel miliknya begitu ramai. Banyak dari para pelanggan setianya yang datang untuk memperbaiki kendaraannya. Sehingga Seno ikut turun tangan membantu para karyawannya.

"Ini sudah lewat jam makan siang, Bos. Lebih baik Bos istirahat dulu. Biar bagian ini saya yang memegangnya." kata Surya, salah satu karyawan yang ada di bengkel Seno.

"Tidak papa, Sur. Saya bisa makan nanti setelah motor ini selesai diperbaiki. Kasihan Pak Anto yang sudah menunggu lama sejak tadi." balas Seno menolak tawaran Surya. Pasalnya motor yang dia pegang saat ini milik pelanggan setianya yang sudah berusia senja.

Surya berusaha meyakinkan Seno agar mau istirahat sejenak. Tapi bosnya itu tetap menolaknya dan menyuruhnya untuk memperbaiki motor pelanggan yang lain.

Di dalam bekerja, Seno memang sangat disiplin dan bertanggung jawab. Dia tak segan ikut terjun ke lapangan jika keadaan bengkel ramai seperti sekarang ini. Sehingga membuat para karyawannya betah bekerja dengannya.

"Setelah ini saya akan istirahat. Kamu tidak perlu khawatir." putus Seno tersenyum tipis. Dari total lima karyawannya, Surya memang paling perhatian dengannya. Mungkin karena pemuda itu sudah ikut dengannya sejak awal dia mendirikan bengkel.

Surya akhirnya mengangguk dan membiarkan Seno menyelesaikan pekerjaannya. Pemuda itu kemudian pergi, kembali ke tempatnya dimana sudah ada motor yang belum selesai dia perbaiki.

Kembali pada Seno, pria itu dengan cekatan melanjutkan kegiatannya. Wajahnya yang biasa bersih dan cerah kini tampak kusam dan kotor. Tapi tetap tidak dapat menghilangkan kadar ketampanannya. Justru pria itu semakin terlihat keren saja.

Para pelanggan yang ada di bengkel Seno tidak hanya para pria saja. Namun juga ada beberapa wanita muda. Dan mereka terang-terangan menatap penuh minat pada sosok Seno. Sang pemilik bengkel yang hari ini ikut membantu pekerjaan para karyawannya.

Pria bertubuh jangkung dan atletis seperti Seno memang sangat jarang ditemui di desa ini. Mungkin itulah yang membuat para wanita merasa tertarik begitu melihat sosok Seno.

"Ekhem, permisi Mas." cetus sebuah suara feminim yang ada di sampingnya.

Seno yang dengan jelas mendengarnya lantas menoleh. Mendapati sosok wanita muda yang terlihat berusia di akhir 20-an berdiri tak jauh darinya.

"Ada apa, Mbak?" tanya Seno ramah. Memang dasarnya Seno yang murah senyum, hingga dia tidak sadar jika apa yang dia lakukan membuat wanita itu hampir saja oleng saking terpesona dengan ketampanannya.

Wanita itu memilin ujung bajunya dengan raut gugup. Membuat Seno berdecak dalam hati karena merasa tak sabaran. Jika saja dia tidak menerapkan keramahan dalam melayani pelanggannya, Seno pasti sudah mengabaikan wanita itu.

"I-Itu, kamar mandi ada di sebelah mana ya, Mas?" tanya wanita itu pada akhirnya. Raut wajahnya terlihat kikuk dan tersipu.

Seno yang tidak suka basa-basi lantas menjawab pertanyaan dari wanita yang tidak dia ketahui namanya itu. Memang pelanggannya bukan hanya orang-orang di desanya saja, tapi banyak juga yang dari desa sebelah.

Pesona Paman SenoWhere stories live. Discover now