Bab 59

26.3K 2.9K 187
                                    

"Tidak, bibi akan melakukannya. Karena ketika kembali ke dunia itu nanti, bibi tidak akan mengingat apapun. Bibi hanya akan mengingat Elard dan membenci Cashelion seperti semula."

Lunaria tertawa mendengarnya. Dan hal itu membuat Ivan menatapnya penasaran.

"Mau taruhan?" tantang Lunaria penuh tatapan kesombongan.

Ivander masih menatapnya.

"Aku tidak akan membenci Cashelion meski kamu membuatku mengingat Elard, ketika kembali nanti aku tidak akan membenci Cashelion."

Ivan tersenyum mengejek. "Bibi terlalu percaya diri."

"Tidak. Kamu yang tidak tau apapun. Jika ucapanmu benar jika aku memang ibu anak itu, maka aku tidak pernah benar-benar membencinya."

"Baiklah, mari kita lihat. Siapa yang menang dalam taruhan ini. Aku akan membiarkan bibi mendapatkan apa yang bibi mau,"

****

Ketika mendengar jika Lunaria berhasil kembali hidup, Cavero segera mengemudikan mobilnya terburu-buru kembali ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, Cavero berlari menuju ruangan Lunaria agar cepat sampai.

Sampai tepat didepan kamar Lunaria, Cavero segera membuka pintu kamar itu. Melihat Lunaria yang tengah terduduk di bangkar dipeluk oleh Shana yang menangis tersedu-sedu, Cavero menjadi sangat lega.

Jantungnya yang berpacu cepat tadi, perlahan tenang. Ekspresinya masih datar. Dia berjalan perlahan mendekati sepasang ibu dan anak itu.

Mungkin, langkah kaki Cavero terdengar hingga telinga Lunaria, wanita itu menolehkan kepalanya dan menatap Cavero penuh rasa penasaran.

Tatapan mata itu seolah bertanya, siapa Cavero hingga laki-laki itu berkunjung kesini.

Shana melepaskan pelukannya ketika suara langkah kaki Cavero semakin mendekat. Dengan tatapan benci, Shana memeluk Lunaria semakin erat.

"Pergi dari sini!" kata Shana tegas.

"Nyonya, jangan buat keributan. Aku hanya mau bertemu istriku!" balas Cavero dingin.

"Istri? Siapa istrimu?" tanya Lunaria kebingungan. Di ruangan ini hanya ada ia dan mamanya. Jadi, siapa yang dimaksud oleh lelaki tampan itu sebagai istri?

Laki-laki didepannya sangat tampan. Meski begitu, dia yakin sekali mamanya tidak mungkin akan bercerai dari papanya dan menikahi laki-laki didepannya.

"Kamu," balas Cavero tegas.

"Aku?" tanya Luna seraya menunjuk dirinya sendiri kebingungan.

"Iya,"

Luna semakin bingung. Kok bisa mendadak ada laki-laki yang mengaku sebagai suaminya.

Shana hanya bisa diam saja.

"Aku ... nikah sama kamu? Nggak mungkin. Aku kan pacaran sama Elard," bantah Lunaria polos.

Mendengar kata Elard, darah Cavero mendidih.

Dia mencoba bersikap lembut pada istrinya itu dengan tersenyum.

"Kamu sudah putus dengan Elard. Dia sudah  menikah dengan wanita lain," jelas Cavero lembut dengan menyentuh bahu Luna.

"Hah?"

Trapped in a Psycopathic NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang