CH. 67 De-Ja-Vu

1.2K 267 39
                                    

   




Suhu dingin bersemayam bersama jiwa yang masih tidak menerima sebuah kenyataan. Air mata itu masih mendera di depan tubuh yang telah di dandani rapi di dalam peti kaca dengan banyaknya bunga tulip.
Zehan dan Azrey kini berada di aula utama mansion Athea. Sedangkan Leon di pulangkan ke kediamannya. Hal ini sangat membuat Count Cirrus Alberta sangat bersedih.

    Berita kematian Zehan Athea, Adik dari Clevin Athea hanya di hadiri oleh beberapa bangsawan terdekat seperti pangeran Ludwig dan putra mahkota Luke. Mereka tidak menyangka jika hal seperti ini akan terjadi.

   Clev masih berdiri di depan kotak kaca yang membungkus tubuh adiknya. Dan diantar banyaknya bunga tulip itu. Terdapat beberapa bunga mawar putih gradasi biru yang langka. Itu adalah bunga mawar kesukaan Zehan.

    Clev masih menitihkan air mata. Walau suaranya tidak terdengar, namun perasaan sakit itu dapat di rasakan oleh siapa saja yang melihatnya.

Phantom dan saintess Cecilia bahkan hadir saat ini. Turut memberi ucapan bela sungkawa ke kediaman Athea.
Awal musim dingin itu adalah musim yang sangat menyakitkan. Padahal akhir musim dingin adalah ulang tahun dari Zehan.
Setahun yang lalu setelah ulang tahunnya. Zehan tidur panjang. Dan akhir tahun ini, Zehan tidur panjang untuk selamanya.

    Clev masih percaya jika Zehan suatu saat akan kembali lagi. Namun faktanya Zehan tidak bernafas.

Gores pedang pada pipi pucat tubuh dingin itu masih terlihat jelas. Dan Zehan tidur tenang dengan memegang bunga mawar biru bergradasi biru itu di atas dadanya.

   Clev harus merelakan Zehan yang kini telah dimakamkan di area khusus belakang mansion Athea. Upacara pemakaman itu di hiasi dengan turunnya salju yang dingin.

Air mata itu kini seolah membeku. Clev masih berdiri di depan makam adik kesayangannya itu.

Tap.. Tap... Tap...

Langkah kaki itu terdengar menghampiri Clev.

Sanintess Cecilia dan phantom pamit untuk kembali ke kuil. Melihat makam yang sama dengan mata merah itu. Phantom hanya memperhatikan wajah dari Clev yang masih terpaku. Tampak clev sangat terpukul.

Phantom kemudian berbalik, berjalan menjauh diikuti oleh saintess Cecilia.
   
   "Ack."  Saintess Cecilia merespon saat phantom berlaku aneh.

Mata amber dominasi emas itu tak habis pikir dengan respon spontan dari phantom. Beberapa kali melihat kembali ke arah makam Zehan. Saintess Cecilia pada akhirnya hanya mengikuti phantom dengan tersenyum.

Upacara pemakaman kini telah berakhir dan para bangsawan terdekat juga telah meninggalkan mansion Athea.

Malam pun tiba, dan Clevin masih berdiri di depan makam adiknya. Carsson hanya berdiri tak jauh di belakang Clev. Carsson memperhatikan jika hari telah gelap dan membujuk clev untuk masuk. Karena udara malam semakin dingin.

   Carsson memegang pundak Clev, turun menggenggam tangan yang dingin seolah beku akibat dingin.

   "Tidak apa-apa semua akan baik-baik saja. " Ucap Carsson yang tidak tahu harus berbicara apa.

Clev merespon genggaman itu dengan kuat. Matanya memejam menahan air mata yang lagi-lagi mencoba untuk turun. Hidungnya memerah, dan suaranya serak. Clev sesegukan karena tangis sebelumnya.

    "Sebaiknya kita masuk, hari semakin dingin. Zehan akan sedih jika kau bertingkah seperti ini. " Ajak Carsson.

    Clev mengangguk dan memasuki Mansion bersama Carsson.
Hari ini seperti mimpi, bahkan bagi Carsson sendiri. Ini membuatnya semakin takut jikalau Clev tiba-tiba meninggalkan nya seperti Zehan hari ini. Entah seperti apa dunia nya akan runtuh.

Fate Of 100 Live : The Evil Character's Brother [𝙀𝙉𝘿]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang