CHAPTER 9 : Move On?

20.9K 1.2K 20
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
-
-











Hari ini adalah hari dimana Aira dan Lorenzo berlomba di kampus tempat Mahesa dan teman – temannya berkuliah. Aira dan Lorenzo berangkat menggunakan mobil sekolah bersama satu guru pendamping.

Aira dan Lorenzo masuk babak final, namun sayangnya mereka kalah dan menduduki juara kedua. Saat ini mobil sekolah sudah kembali ke sekolah bersama guru pendamping, sedangkan mereka masih berada di kantin kampus.

Aira dan Lorenzo sudah mendapatkan izin dari guru pendamping untuk pulang sendiri.

Lorenzo sedang menunggu temannya membawakan motornya ke sini, sedangkan Aira diminta Mahesa untuk menunggunya di kantin.

“Lo pulang sama Mahesa kan?”

“Iya, kamu kalo mau duluan gak papa kok.”

“Yaudah gue duluan, lo kalo butuh apa – apa bilang aja. Kalo Mahesa lama lo pulang duluan aja mau ujan kayanya.”

“Oke siap.”

Lorenzo berjalan ke depan karena temannya sudah menunggu. Aira menunduk menatap ponselnya yang lowbat. Semakin sore kantin semakin sepi, bahkan ada beberapa penjual yang bersiap – siap pulang.

“Tuan, dimana?”

WhatsApp Mahesa ceklis dua abu – abu, mungkin saja Mahesa masih ada kelas. Tak lama setelah mengirim pesan ponsel Aira mati total. Ia bingung karena tidak mengenal siapa – siapa lagi disini, apalagi sudah pukul 6 sore.

Aira berjalan menuju salah satu ibu kantin. Ia meminta izin meminjam charger, untung saja ibu tersebut mengizinkan.

Gerimis mulai turun, Aira menggunakan cardigannya yang ia simpan didalam tas. Tanpa sadar sudah setengah jam berlalu dan hujannya semakin deras.

Ibu kantin memanggil Aira karena ia akan segera pulang, tak lupa Aira mengucapkan terimakasih. Setelah mengaktifkan ponselnya Aira mendapat balasan dari Mahesa.


“Lo pulang sama Lorenzo dulu, gue mau ada urusan.”

“Iya, Tuan.”

Terlihat Mahesa membalas pesannya setengah jam yang lalu. Harusnya tadi ia lebih cepat mengaktifkan ponselnya.

Kemudian Aira memutuskan untuk memesan grab, sambil menunggu ia membalas pesan lain.

Ayang <3

Maya
“@Aira udah pulang belom? Pap materi yang dari Pak Yogi dong gue gak selse nyatetnya.”

Aira Aletta
“Nanti ya Maya, Aira belum pulang.”

Sinta
“Kok belum pulang? Si Lorenzo bikin story lagi nongkrong.”

Kemudian Aira menceritakannya lewat voice note.


Maya
“Gue liat storynya Kak Olivia dia lagi sama Kak Mahesa”
Send a picture
"Tuh lagi makan mereka."

Aira Aletta
"Yaudah Aira pulang dulu yaaa."

Aira menatap sendu screenshoot foto yang dikirimkan Maya, seharusnya memang Aira tidak berharap lebih. Perlakuan Mahesa selama ini mungkin didasari karena ia menginginkan saudara perempuan.

Aira sangat ingin menghilangkan perasaan ini, sayangnya ia juga tidak punya kendali. Setelah ini Aira harus lebih sadar diri dan menguatkan hatinya.

Ia tidak boleh terlena dengan perlakuan Mahesa. Ia harus bertahan setidaknya untuk beberapa tahun lagi sampai Mahesa menikah.

Lamunan Aira terputus karena suara dering dari ponselnya, ternyata grab pesanannya sudah didepan. Karena tidak membawa payung dan jaraknya lumayan jauh Aira terpaksa harus menerobos hujan. 

-°°-

Aira terkejut melihat Mahesa berbaring di tempat tidurnya, padahal masih jam 8 malam. Ia tidak menyangka Mahesa akan pulang secepat ini.

Aira mencoba untuk bersikap biasa saja dan menjaga raut wajahnya agar tidak murung. Aira memilih untuk mengeringkan rambutnya agar tidak perlu memulai percakapan.

“Kenapa lo baru pulang? Jalan – jalan dulu sama Lorenzo?” Mahesa bertanya dengan nada sinis.

“Engga Tuan, Aira tadi nunggu Tuan karna gak liat chat dari Tuan. Hp Aira lowbat, baru bisa liat chat Tuan waktu abis dicas pake chargernya ibu kantin.” Mahesa hanya terdiam menatap Aira yang menjawab tanpa menoleh.

“Terus lo pulang sama siapa?”

“Naik grab, Tuan.”

“Yaudah abis ini bikini gue makan malam.” Mahesa berjalan hendak keluar dari kamar Aira.

“Bukannya Tuan udah makan sama Kak Oliv ya?”

Mahesa terdiam kemudian berbalik menatap Aira yang masih mengeringkan rambutnya. Bukannya ia sudah meminta Olivia untuk menghapus fotonya?

“Eh- maaf Tuan, Aira masakin makanannya sekarang.” Aira langsung menyadari kesalahannya kemudian berjalan mendahului Mahesa. Mahesa mengacak rambutnya dengan kesal, siapa yang memberi tahu Aira?

-°°-

Esok harinya Aira terkena flu berat dan suhu tubuhnya juga panas sehingga ia terpaksa tidak masuk sekolah. Bi Ratna menggantikan pekerjaan Aira yang berhubungan dengan Mahesa. Mahesa akhirnya tahu jika Aira sedang demam.

Aira pura – pura tidur saat Mahesa memasuki kamarnya. Ia sedang malas berinteraksi dengan Tuan Mudanya itu dalam bentuk apapun. Sepertinya ia harus mengurangi interaksi dengan Mahesa sampai seterusnya demi kebaikan hatinya.

Aira hampir hampir membuka mata saat merasakan tangan dingin Mahesa menyentuh lehernya. Setelah itu Aira merasakan pipinya diusap lembut kemudian sebuah ciuman mendarat di pipinya.

Perlakuan Mahesa yang seperti ini yang selalu membuatnya bingung. Ia harus mengeraskan hati sekeras – kerasnya jika ingin move on.

Setelah mendengar suara pintu tertutup Aira baru membuka matanya. Selang beberapa menit ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk. Ternyata pesan dari Mahesa, Aira langsung menonaktifkan tanda baca.

“Nanti siang begitu gue pulang kita ke dokter.”

Aira hanya membaca pesan tersebut, ia berencana pergi ke dokter sendiri. Berarti ia harus ke dokter pagi ini sebelum Mahesa pulang.







TBC












Ga nyangka ternyata lumayan yang suka, makasih banyak udah bacaaaa. Jangan lupa tetep komen dan vote yaaaa.


Minggu, 21 April 2024. 

MAHESA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang