CHAPTER 22 : Dinner

92.3K 6K 639
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
-
Respect untuk kalian yang tetep vote dan komen meskipun udah mencapai target






Aira menatap dirinya dalam cermin, dress berwarna soft pink ini terlihat sangat cocok di tubuhnya. Aira sangat suka, apalagi Mahesa yang memberikannya.

Mahesa memberitahunya akan segera sampai ke rumah, Aira diminta untuk menemuinya di depan agar bisa langsung berangkat ke tempat.

Dering ponsel mengalihkan perhatiannya dari cermin, ternyata Mahesa yang menelfon.

"Ke depan Ay, gue udah di depan."

"Iya, Tuan."

Aira segera mengambil tasnya dan keluar kamar. Semoga penampilannya tidak membuat Mahesa malu.

Di depan sudah terlihat Mahesa yang bersandar di pintu mobil sambil memainkan ponselnya. Ia mulai mengangkat wajahnya setelah mendengar suara langkah seseorang.

Mahesa terkejut, Aira terlihat sangat cantik malam ini. Rasanya Mahesa ingin menyimpan Aira untuk dirinya sendiri. Tidak rela jika orang lain sampai melihat Aira dengan keadaan secantik ini.

"Tuan? Mau pergi sekarang?"

"Ayo." Mahesa membukakan pintu mobil untuk Aira.

Mereka mulai meninggalkan halaman rumah. Mahesa tidak memberi tahu Aira mereka akana makan malam di mana.

"Dressnya bagus, Aira suka banget. Makasih ya, Tuan."

"Bagus deh kalo lo suka. Tapi bajunya dipake kalo pergi sama gue aja."

"Emang kenapa, Tuan?"

"Soalnya lo cantik banget, gemes, apa gue bawa ke hotel aja ya?" Tidak mungkin kan Mahesa mengatakan itu. Yang ada Aira akan merengek meminta pulang.

"Gak usah nanya - nanya, pokoknya gak boleh."

"Oke, Tuan." Aira tidak memikirkannya karena Mahesa memang suka melarang - larang tidak jelas.

"Tripod lu ada di kursi belakang."

"Makasih ya, Tuan. Tadi Candra gimana?"

"Kok lo malah nanyain dia si?"

Raut wajah Mahesa berubah sinis, Aira langsung terdiam. Salah lagi, salah lagi.

"Ya mau nanya responnya aja gimana. Kan dia taunya Aira yang dateng."

"Emang kenapa kalo gue yang dateng? Khawatir ya cowo lo itu cemburu sama gue? Salah paham?"

"Yaudah, gak jadi nanya. Aira minta maaf deh, jangan marah ya?"

"Gak, gue gak marah."

Mahesa bilang tidak marah, tapi tetap enggan melihat Aira. Ia juga menyingkirkan tangan Aira yang mencoba menyentuhnya.

"Gak usah pegang - pegang tangan gue."

"Katanya tadi gak marah."

"Emang gak marah, siapa coba yang marah."

"Iya gak marah, tapi ngambek ya? Ututututuuuu~"

"Apaan si, gak usah kaya gitu. Gue bukan anak kecil."

Aira hanya terkekeh mendengarnya. Kesenangan tersendiri menggoda Mahesa yang sedang ngambek.

"Uluh uluuuuh~"

Mahesa menyingkirkan tangan Aira yang hendak mencubit pipinya. Masih kesal karena Aira menanyakan pria lain kepadanya.

-°°-

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang