CHAPTER 14 : Still About Boyfriend

106K 6.1K 501
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-
-
-




"Mahesa tadi kenapa? kok pas dinner keliatannya badmood gitu?"

Amira bertanya kepada Aira, saking penasarannya Amira pun menghampiri Aira di kamarnya.

"Aira kayanya bikin salah deh Nyonya, tapi Aira gak tau sebenernya salah Aira dimana."

"Emang kamu kenapa sayang?"

"Tadi sebelum dinner, kita mampir dulu ke distro temennya Tuan. Di sana Aira ditanyain pacar, terus Aira nanya ke Tuan boleh gak kalo Aira punya pacar. Eh Tuan malah marah-marah."

"Waktu Aira nanya Mahesa jawab apa?"

Aira terdiam, ia malu menjawab pertanyaan tersebut. Sedangkan Amira sudah bisa menebak, pasti jawaban Mahesa diluar nalar.

"Yaudah gak usah dijawab kalo malu, emang Aira mau punya pacar?"

Meskipun bukan darah dagingnya, Amira memperlakukan Aira seperti anaknya sendiri. Ia seringkali bertanya-tanya untuk mengetahui perkembangannya.

"Aira pengen, Aira penasaran gimana rasanya punya pacar. Nyonya, boleh gak Aira punya pacar?"

"Boleh, tinggal cari cowo aja." Mata Aira berbinar mendengar jawaban Amira.

"Tapi Aira takut Tuan marah."

"Yaudah, berarti gak usah ahaha." Amira tertawa setelah menjawabnya.

"Yaaaah, yaudah deh."

"Emangnya ada yang nembak Aira?"

"Ya enggak si, setiap deket sama cowo pasti Tuan tau. Nyonya, kenapa ya Aira gak boleh punya pacar?"

"Coba tanya ke Mahesa."

"Apa mungkin karena Aira masih SMA ya?"

"Coba aja abis ini tanya ke Mahesa."

"Gak berani, Nyonya. Nanti Tuan marah-marah lagi."

"Kalo gak nanya gak akan tau."

"Yaudah kapan-kapan aja deh."

"Kenapa Aira pengen punya pacar?"

"Kayanya punya pacar enak, ada yang perhatiin, gak kesepian, ada yang tiba-tiba kasih surprise."

Amira hanya tersenyum, wajar saja Aira berekspektasi tinggi mengenai 'pacaran'. Karena Aira memang belum pernah punya pacar. Ditambah lagi Aira memang tumbuh dengan kekurangan figur ayah.

Selama ini, Amira dan Albert berusaha menggantikan posisi peran orang tua untuk Aira. Takutnya, Aira malah terjerumus dalam hubungan yang merugikan dirinya.

"Emang Aira liat dimana kaya gitu?"

"Pacarnya temen-temen Aira kaya gitu."

"Tapi Mahesa juga begitu loh, hayo inget gak?"

"Iyasih, tapi-"

Aira tidak melanjutkan ucapannya, takut jika jawabannya salah dan malah memperlihatkan bahwa sebenarnya dia memang menyukai Mahesa.

"Kenapa?"

"Gak papa, Nyonya."

"Yaudah abis ini tidur, jangan begadang. Gak baik buat kesehatan."

"Siap, Nyonya."

"Kamu itu, padahal udah dibilang panggilnya Bunda aja."

Aira hanya menanggapi dengan tersenyum. Tanpa tahu jika Amira mengirimkan rekaman percakapan tadi kepada Mahesa.

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang