REASON pt9

172 10 2
                                    

Spesial bab sebelum tamat gratis hahaha

sebagai rasa terimakasih juga kepada kalian yang benar-benar mau ke karya karsa beli setiap bab yang aku buat. thankyou so much for the support armyyyy

aku juga mau bilang setelah cerita ini tamat, aku mau buka lapak baru. khusus per-harem-an. bakalan semakin bar-bar dengan cerita yang semakin bervariasi. Setiap babnya ada 5. 4 bab gratis dan satu bab bakal aku charge cuma 2rb-5rb tergantung jumlah kata dan kualitasnya hahaha.

Aku bilangin garis bersarnya yaa.. ini tetep jin harem universe tapi nanti aku pake jimin sebagai villainnya. Jhope jadi bestienya jin. ceritanya ga melulu soal aktivitas mereka di bts ya. ada yang aku karang juga jadi stay tune...

udah gitu dulu sekarang happy reading ~~~





________________________________________________________________________________





"Kau akan mengantarkannya?" Yoongi menghentikan langkah Seokjin.

Seokjin menatap Yoongi dengan pandangan sendu. Apa yang Yoongi katakan kemarin malam membuat Seokjin merasa sangat bersalah. Seokjin tidak bisa membayangkan apa yang pria itu rasakan saat dia mengeluh tentang perlakuan Taehyung.

"Aku akan. Sepertinya dia telat bangun karena kelelahan."

"Itu bisa di lakukan oleh staff yang bekerja. Kenapa harus kau Hyung? Kau masih mengharapkannya?"

"Tidak ada terlalu banyak staff yang bekerja. Aku tidak ingin merepotkan mereka." Mereka menginap di private villa. Tentu saja tidak akan terlalu ada banyak orang luar yang bisa beerkeliaran. Hanya beeberapa staff itupun benar-benar dibatasi. Tapi entah kenapa semakin Seokjin ingin menjelaskan, alasannya semakin terdengar tidak masuk akal.

Yoongi meenghela nafas lelah. Baru kemarin dia merasakan sedikit kemungkinan, hanya dalam semalam semua terasa seperti ilusi. Sepertinya Taehyung memang tidak akan membiarkannya mengharapkan Seokjin.

"Pergilah."

Seokjin ingin mengatakan kepada Yoongi bahwa ini tidak akan menjadi hal yang seperti pria itu bayangkan tapi Yoongi dengan cepat meninggalkan Seokjin dengan wajah terluka membuat Seokjin merasa sangat tidak nyaman.

"Aku akan mengantar ini dengan cepat dan menemui Yoongi segera." Seokjin dengan cepat melanjutkan tujuannya untuk mengantar sarapan ke kamar Taehyung. Pria itu memang yang paling sulit bangun. Apalagi kemarin malam dia terlihat sangat terpukul. Sudah pasti dia sangat kelelahan sehingga melewatkan sarapan.

Seokjin mengetuk pintu dan menunggu jawaban. Tapi dia tidak mendapatkannya jadi Seokjin memutuskan untuk masuk begitu saja. Seokjin melangkah pelan. Dia bisa melihat Taehyung yang masih berbaring dengan tenang membelakanginya.

Seokjin menatap punggung Taehyung beberapa saat sebelum menggelengkan kepalanya. Seokjin memutuskan tidak akan membangunkan Taehyung dan hanya meletakan makanan di meja yang ada di kamar pria itu.

Saat Seokjin akan melangkah keluar, dia berhenti karena panggilan Taehyung.

"Hyung..."

"Aku membawakan makanan. Makanlah." Seokjin mengatakannya tanpa menatap wajah Taehyung.

"Hyung bisakah kita bicara? Aku mohon."

Seokjin mengambil beberapa nafas sebelum akhirnya berjalan mendekati Taehyung. "Katakan." Seokjin ingin mengabaikan tapi hatinya terlalu lemah. Seokjin sangat membenci sisinya yang seperti ini.

Taehyung yang mendapatkan rekasi yang 'sedikit' dingin dari Seokjin hanya bisa menelan ludah dengan susah payah. Rasanya seperti sedang menelan batu yang sangat besar.

I AM UKE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang