Pilihan berat

100 10 1
                                    

Hallo, siapa nih yang udah kangen sama Kanala?

Masih ada yang nungguin author update gak nih?

Maaf ya guys mungkin ke depannya author akan sering libur, soalnya lagi gak punya kuota😅

Pokoknya tetep tungguin kelanjutan cerita Kanala oke❤️

Happy Reading guys

12. Pilihan berat

"AKU TUNANGAN KAMU ANGGARA! KENAPA KAMU GAK PERNAH NGEHARGAIN AKU SEDIKIT AJA?" Vivi bersimpuh di lantai dengan air mata yang terus mengalir deras dari pelupuk matanya.

"GUE GAK PERNAH NGANGGEP LO TUNANGAN GUE!!" Bukannya kasihan melihat gadis dihadapannya, emosi Anggara semakin memuncak ketika gadis itu menyebutkan status keduanya sekarang.

"Dengerin gue baik-baik, kita tunangan karena sebuah paksaan, dan gue gak pernah mau nerima pertunangan yang gak jelas ini," lanjut Anggara dengan muka tegasnya.

"AKU CINTA SAMA KAMU, ANGGARA. AKU SAYANG SAMA KAMU MELEBIHI APAPUN, TAPI KAMU GAK PERNAH MAU BERUSAHA NERIMA AKU, KAMU JAHAT ANGGARA KAMU JAHAT," teriak Vivi tersedu-sedu.

"Stop bersikap seolah-olah Lo orang paling tersakiti disini, karena kenyataannya Lo sendiri penyebab semua kesedihan dalam hidup Lo."

"Aku kurang apa sih buat kamu? Selama tiga tahun ini aku yang selalu ada buat kamu, aku yang setia berada di samping kamu, walaupun kamu selalu cuek sama aku."

"Gue nganggep Lo cuma sebagai teman, gak lebih, jadi jangan berharap lebih sama gue." Anggara berbalik badan kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Vivi.

Disaat dia sudah sampai di depan pintu Anggara dikagetkan dengan suara barang yang pecah dari dalam rumah.

"Ck nyusahin," ucapnya kemudian bergegas masuk ke dalam rumah.

Matanya membulat kaget melihat Vivi yang sudah tidak sadarkan diri dengan darah yang terus mengucur dari kepalanya. Gadis itu benar-benar nekad, dia melukai kepalanya sendiri dengan Vas yang ada di sana.

"Cewek gila," gumam Anggara, dia langsung mengangkat tubuh Vivi untuk dibawa ke rumah sakit.

***

Kanala menggerutu di kamarnya, dia kesal karena sejak tadi Anggara tidak bisa dihubungi, bahkan cowok itu sama sekali tidak membalas pesan yang dia kirimkan.

"Dia kemana sih?" tanyanya kepada diri sendiri.

Kanala terus memperhatikan obrolan chatnya dengan Anggara, "bikin gue khawatir aja," lanjutnya.

Sebagai pacar, wajah lah kalau gadis itu khawatir, karena Anggara tidak memberikannya kabar, sebut saja Nala sekarang menjadi bucinnya Anggara.

"ANGGARA LO KEMANA SIH? BISA GILA GUE KALAU TERUS KAYAK GINI!" teriak Nala menelusupkan kepalanya ke bawah bantal.

Gadis itu bangkit dari rebahannya, dia duduk dengan handphone yang ada ditangannya, "gue gak bisa uring-uringan kayak gini, pokoknya gue harus nemuin si kopet Anggara, biar gue cekek dia sampe mampus," ujarnya menggebu-gebu.

KANALA (Berharganya Sebuah Cinta)Where stories live. Discover now