Restu

73 4 0
                                    

Happy Reading guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading guys

22. Restu

Sejak tadi Anggara terus tertawa membuat Kanala memandangnya jengah, padahal menurutnya tidak ada yang lucu, hanya karena Vero tersungkur ke lantai Anggara sampai ngakak hingga sekarang.

"Ngakak teross sampe ngik ngok," cibir Kanala.

Anggara yang sedang fokus menyetir menoleh singkat ke arah gadisnya, "lucu banget, yang," ujarnya berusaha meredakan tawanya.

"Fokus nyetir, jangan ketawa mulu, berisik tau gak sih?" Kanala menyandarkan kepalanya ke atas dashboard mobil.

"Lagian si Vero malah nyipok lantai, gimana gak lucu coba?"

Kanala hanya memutarkan bola matanya malas, gadis itu memejamkan matanya menikmati perjalanannya bersama Anggara, matanya sudah sangat berat dan ingin sekali bertemu dengan kasur.

"Nala, makasih ya udah mau bertahan, aku janji aku akan jadi pacar terbaik buat kamu," tutur Anggara namun tidak mendapatkan balasan apapun dari Kanala.

"Nal?"

"Nala?"

"Sayang?"

Anggara melirik Kanala yang sudah tertidur pulas disampingnya, cowok itu tersenyum tipis melihatnya, "pantesan gak ngejawab, ternyata lagi ngebo," ujarnya kembali fokus menyetir.

Setelah sampai di depan rumah Kanala, Anggara turun dari mobilnya dan langsung menggendong Kanala yang sudah tertidur pulas.

Berhubung di dalam rumah gadis itu tidak ada siapa-siapa, jadi Anggara bisa leluasa masuk kedalamnya, dia menidurkan Kanala diatas kasurnya.

Dengan telaten Anggara melepaskan satu persatu high heels yang dipakai Kanala, dia juga menyelimuti sang gadis kemudian mengecup singkat keningnya.

"Bahagia terus ya, sayang," tuturnya tulus sembari mengusap kepala Kanala lembut.

Setelah memastikan gadisnya tertidur dengan nyaman, Anggara pun memutuskan untuk pulang.

Cowok itu berjalan pelan keluar dari kamar Kanala, namun disaat dia menutup pintu kamar Kanala dari luar tiba-tiba saja seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

"Ngapain kamu keluar dari kamar putri saya?" suara bariton seseorang mampu membuat hati Anggara tidak tenang. Cowok itu berbalik dan mendapati seorang pria paruh baya sedang menatapnya tajam.

KANALA (Berharganya Sebuah Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang