With Difa

97 6 0
                                    

Haii guys hari ini aku update lagi, gak sabar banget pengen cepet-cepet update.

Kayak nya ini part terpanjang yang aku buat, gas baca!!

Happy Reading guys

20. With Difa

Kedua gadis yang masih memakai seragam sekolahnya, sedang sibuk mencari novel disebuah toko buku yang tidak jauh dari rumah Kanala.

Difa melirik Kanala yang sedang fokus membaca sinopsis sebuah novel, "Nal, gue bosen anjirr, gue gak hobi baca, gue hobinya mengagumi si dia," rengeknya mengguncangkan tubuh Kanala.

"Iya, diem dulu napa?"

"Lagian, Lo kenapa sih hobi banget baca novel?"

Nala berpikir sejenak, "soalnya lewat novel gue bisa bahagia, hati gue seneng, pikiran gue juga gak mumet," jelasnya.

"Kalau gue sih udah pusing, mana isinya tulisan semua," keluh Difa.

"Kalau isinya makanan, entar Lo ngiler," Kanala merangkul Difa kemudian membawanya ke kasir.

"Hehe tau aja Lo," cengirnya.

Setelah membayar novel yang diinginkannya, keduanya pun memutuskan untuk makan disebuah restoran yang ada disamping toko buku.

"Nala, Lo tau gak sahabat Lo yang cantik ini lagi kasmaran?" tanya Difa menopang dagunya.

"Sama siapa?" tanya Nala antusias, moodnya kembali lagi sekarang.

"Sama Dika."

Krik krik jeng jeng jeng

"APA!!" Nala repleks menutup mulutnya disaat sadar dia sudah berteriak cukup kencang. "Lo gak bercanda kan, Difong?" tambahnya tak percaya.

Difa menggelengkan kepalanya polos, "enggak kok, emangnya kenapa sih? Dika itu kan ganteng, baik, perhatian lagi, behh idaman," paparnya dengan sorot mata berbinar.

"Gak nyangka banget gue, gue kira Lo gak demen cowok."

"Ehh sekate-kate Lo, gini-gini juga gue tuh penggemar cogan," balas Difa sewot.

"Iyain deh."

"Tapi gue takut ditolak sama dia, Nal."

"Lo mau nembak dia?"

"Mati dong Nal, kasian anak orang kalau gue tembak."

Nala menepuk keningnya pelan, "maksudnya Lo nyatain cinta sama dia, ogeb," ujarnya.

"Ohh," Difa membulatkan mulutnya, "ngomong dong dari tadi. Sebenernya sih gue juga punya niat kayak gitu, tapi gue masih malu hehe," ujarnya cengengesan.

Pelayan datang menyajikan makanan yang sudah dipesan oleh kedua gadis itu.

Keduanya makan dengan khidmat sambil sesekali berbincang-bincang ringan, setelah makan keduanya pun pulang dengan wajah ceria.

***

Kanala memutarkan bola matanya malas melihat Anggara yang sedang berdiri di teras rumahnya.

KANALA (Berharganya Sebuah Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang