Bab 7: Akhir dari Cerita

14 4 2
                                    

Jiya mulai menerima kenyataan bahwa Lovve bukan lagi temannya. Ia mulai menjalani hidup baru, dan semakin fokus menjaga hubungan dengan pacarnya, Richard. Hari-hari terus berjalan dan waktu perpisahan sekolah semakin dekat.

Jiya menghabiskan waktu di sekolah untuk melanjutkan menulis cerita di buku sampul abu-abu tersebut. Setelah beberapa alur cerita memenuhi lembaran kertas, Jiya memutuskan untuk mengakhiri cerita buatannya itu.

---

Hingga pada akhirnya, lelaki malang itu pergi meninggalkan dunia. Dia menyerah karena penyakit yang dideritanya. Di saat terakhirnya, sang sahabat masih berada di sisinya. Dia menghembuskan napas terakhir itu dengan penuh rasa lega. Takdir tidak begitu jahat padanya. Kematian yang diberikan takdir adalah hal terbaik bagi dia yang selalu mendapat kesialan. Dia tersenyum untuk yang terakhir kali karena dia tidak merasa sial lagi. Dia merasa sangat beruntung atas kematian ini.

---

Semua berakhir.

Jiya menutup buku itu dan bernapas perlahan. Dia merasa lega telah menyelesaikan cerita pertamanya. Mungkin masih banyak kekurangan dalam buku itu. Namun, dia menghargai semua hasil kerja kerasnya.

"Semuanya selesai," ujar Jiya.

"Hm? Selesai?" tanya Richard saat mendengar Jiya berucap hal itu.

"Ya, aku telah menyelesaikan satu ceritaku, dan itu membuatku lega, sayang," jawabnya.

Richard mengangguk paham. "Oh, jadi kau menulis cerita selama ini. Aku memperhatikanmu selalu sibuk dengan buku ketika kita pergi kencan, haha. Aku pikir kau sedang menulis diary, tetapi ternyata sedang menulis cerita. Bisakah aku membacanya?"

"Tentu! Tentu saja! Tapi jangan mengejek tulisanku!" Jiya tertawa.

"Aku tidak akan mengejek apapun tentang pacarku tersayang ini," kata Richard sambil menerima buku itu dari Jiya.

"Oh, iya? Sebelumnya, kenapa kau tak menerbitkannya saja? Kalau buku ini terbit, pasti akan terkenal. Aku akan mempromosikan buku ini lewat channel YouTube-ku nanti," ujar Richard yang membuat Jiya termenung.

"Iya juga, sih ...," balas Jiya.

"Kau pasti akan menjadi penulis terkenal, haha," kata Richard sambil menepuk kepala pacarnya itu.

Jiya terdiam untuk berpikir. Sementara itu, Richard mulai membaca buku itu. Entah apa yang terjadi, mata Richard terbelalak. Dia seperti merasakan sesuatu yang aneh, lalu menutup buku itu.

***

Beberapa minggu kemudian, Jiya berhasil menerbitkan bukunya. Bahkan tanpa dipromosikan oleh pacarnya, Richard, buku karyanya itu terkenal dan laku keras. Jiya benar-benar sangat senang ketika penjualan buku karyanya mulai naik. Di sosial media, banyak diperbincangkan mengenai cerita buatan Jiya.

Perlahan-lahan, Jiya mulai populer baik di dunia nyata, maupun di sosial media. Dia semakin naik daun ketika Richard mempromosikan buku itu lewat channel YouTube-nya.

Namun, di semua keadaan bahagia itu, Jiya merasa sedih melihat Lovve. Dia tahu, Lovve selama ini adalah penulis buku yang selalu konsisten dan menerbitkan banyak novel. Namun, dia tak pernah dikenal dan karyanya tak pernah diapresiasi. Dia yakin, Lovve mungkin sedih saat ini, melihat kesuksesannya padahal dia baru menerbitkan satu buku. Sementara, Lovve yang telah menulis banyak hal tetap tak mendapat respon dari publik.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Apr 27 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Fortune BookOnde histórias criam vida. Descubra agora