CHAPTER 24

54 10 6
                                    

HAPPY READING....
ᯓᡣ𐭩

"dok gimana keadaan cucu saya? cucu saya gapapa kan dok"

"alhamdulillah..., cucu nenek sekarang sudah sadar kan diri dan akan di pindah ke ruang rawat, tadi kita juga udah sempat cek bagian kepala nya, dan alhamdulillah benturan nya tidak terlalu keras jadi untuk saat ini aman dan baik baik saja, nanti saya juga akan mengulang pemeriksaan nya untuk memastikan kembali." ucap dokter itu menjelaskan kondisi Gabrielle.

"tapi... kaki kanan Gabrielle mengalami patah tulang, mungkin akan membutuhkan waktu 4-5 bulan untuk pemulihan dan bisa jalan normal seperti biasanya. jika kalian ingin menjenguk nya silakan setelah di pindah kan ke ruang rawat" lanjut dokter itu.

"tapi cucu saya beneran gapapa kan dok" tanya kartika sekali lagi.

dokter itu mengangguk. "tidak, kalo begitu saya permisi dulu, terimakasih" jawab nya, dokter itu pun berjalan meninggalkan mereka.

"Gabrielle" setelah Gabrielle selesai di pindah kan ke dalam ruang rawat kartika segera menemuinya.

"oma" Gabrielle memeluk kartika, dan menangis dalam dekapan kartika.

"ell gak akan bisa jalan kayak dulu lagi untuk beberapa waktu oma." gumam nya, ia tidak dapat merasakan kaki kanan nya sekarang, seperti mati rasa.

kartika mengusap air mata Gabrielle. "gapapa, cuma sebentar kok, setalah itu kamu bisa jalan lagi" ucap kartika.

"kok bisa sih lo sampe kecelakaan gitu" tanya yesaa.

"rem motor gua blong, terus tadi ada mobil yang jalan nya lambat di tengah jalan, dan gw gak bisa ngehindar" jawab Gabrielle.

"terus sekarang mobil nya gimana?" tanya erick

"seinget gua, setelah gua jatuh mobil itu melaju cepet" mereka langsung paham jika kecelakaan itu memang di sengaja, dari rem motor Gabrielle yang tiba tiba blong lalu ada mobil yang awal nya berjalan pelan tapi setelah Gabrielle jatuh malah melaju cepat.

"semua ini kayak nya udah di rencanain" ucap Rio.

"iya, ada yang sengaja sabotase motor lo dan pelaku nya pasti pengendara mobil itu" kenzi ikut nimbrung.

"oh ya, satu jangan pernah kasih tau mami" ucap Gabrielle tiba tiba, semua menatap nya sekarang.

"kenapa?" tanya kartika.

"mami sekarang lagi hamil, gak baik buat kandungan mami sekarang, udah cukup kita yang ada di sini yang tau soal kecelakaan gua, selain nya jangan ada yang tau" semua nya saling bertatap tatapan sebelum mengangguk setuju.

"ya udah, tapi oma berpesan ke kalian semua, cukup Gabrielle jangan ada yang lain, oma mohon ke kalian semua selalu berhati hati dan jangan pernah ceroboh, karna kalo kalian ceroboh sedikit aja kejadian yang sama akan terulang bahkan bisa lebih dari itu, oma gak mau terjadi sesuatu ke kalian."

"iya oma, kita pasti bakal lebih hati hati sekarang" balas zaraa

"ya udah kalo gitu, kalian disini aja dulu, oma mau urus administrasi dulu" pamit kartika

"andre antar ya" kartika mengangguk, mereka berdua pergi dari ruangan untuk mengurus administrasi Gabrielle.

"lo beneran gapapa" tanya kenzo

Gabrielle mengangguk. "gapapa"

****


PYARRR....

di sebuah rumah, tepat nya di ruang tamu, rumah yang gelap hanya ada remang remang cahaya berwarna kuning dan terdapat dua remaja yang terbalut oleh emosi.

"BANGSAT, KENAPA GAK MATI SEKALIAN SIHH" seseorang dengan amarah yang membara beberapa kali membanting barang barang yang berada di sekitar nya.

ia baru saja mendapatkan kabar jika Gabrielle tidak papa dan hanya patah tulang saja. berita itu membuat nya marah, rencananya untuk membuat keluarga itu berduka yang ke dua kalinya gagal total.

"apa gua bilang, gak gampang bikin mereka celaka" ucap seorang cowok yang dari tadi memperhatikan saudara nya membanting semua barang.

dia menatap cowok itu tajam. "MEREKA HARUS MATI, GUA MAU LIHAT MEREKA BERDUKA AKHHH"

PYARRR..

ia kembali membanting vas bunga yang ada di sana.

cowok itu berdiri dan membuka lemari besar yang menyimpan papan kecil, di papan itu terdapat foto foto keluarga pradipta yang sudah di coret coret dan di tancapi semacam paku.

cowok itu menggantung papan itu di dinding.

mata cowok itu meneliti foto foto yang berada di papan, tatapannya begitu tajam dan mematikan sekarang karna amarah yang ia tahan, ia tersenyum smirk setelah nya.

"kenapa lo gak bunuh dia dulu?" tanya cowok itu sambil menunjuk salah satu foto yang tertempel di papan.

"gak gampang, dia dilindungi banyak orang" cowok itu terkekeh mendengar jawaban kakak nya.

"dilindungi banyak orang? wkwk bilang aja lo SUKA SAMA DIA" cowok itu meninggikan suaranya di tiga kata terakhir nya.

cewek itu menggeleng cepat. "gak, gua gak pernah suka sama dia" elak nya, namun sebenarnya ia juga bingung di antara suka atau membencinya.

"wkwk lo pikir lo bisa bohong sama gua HAH?" cowok itu mendorong saudara nya hingga membentur dinding. "mata lo gak bisa bohong..., na."

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

sedangkan di rumah sakit, mereka semua tertawa karna lelucon lelucon aneh yang mereka buat untuk menghibur Gabrielle yang galau karna tidak bisa beraktivitas seperti biasanya selama beberapa bulan kedepan nanti nya.

kartika tadi sudah di antar pulang tadi oleh Richard dan mungkin akan kembali bersama arjun nanti.

"YUHUUUU SPADAAA" kenzo dan leona baru saja datang setelah beberapa menit tadi pergi untuk membeli martabak telor di depan RS.

"nihh ambil jangan berebut kayak ngerebutin gua aja"

plakk..

erick memukul lengan kenzo. "siapa anjir yang mau rebutin lo, heran punya adek tukang halu kayak lo" ucap erick sambil ber geleng

"eee gak halu ya, beneran ril no pek pek, setiap minggu nya nihh loker gua pasti banyak coklat" ucap nya sombong

"yaa yaa gw tau, gw juga tau itu pasti yang ngisi setan" ucap leon, dia sedikit menjauh saat kenzo ingin memukul nya.

"nihh makan, kesukaan lu kan." yesaa membuka satu bungkus martabak dan menyuapka satu martabak kedalam mulut Gabrielle.

Gabrielle tersenyum. baru kali ini ia di suapin oleh yesaa, mungkin pernah namun saat ia masih kecil dan belum mengerti apa apa. waktu kecil pun mereka sering bertengkar dan tidak akur namun mau bagaimana pun mereka tetap memiliki ikatan darah yang sama, yesaa memang sering memarahi Gabrielle dulu, tapi ia tidak mau jika ada yang memarahi adek nya selain dirinya. sebenarnya yesaa memiliki kepedulian yang tinggi namun terhalang oleh gengsi.

"ngapain lo senyum senyum?, nih makan." tanya yesaa, ia memberikan martabak itu ke Gabrielle untuk di makan sendiri.

"thanks."

BERSAMBUNG......

DIKIT AJA DEH HEHE, LAGI BUNTU SUMPAH, MUAHH

BYE.... BYE....

SENS DE LA MAISONWhere stories live. Discover now