HOF : 20. Again to see

9K 931 279
                                    

••Jangan jadi Silent Readers••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••Jangan jadi Silent Readers••

Budayakan Vote sebelum baca:)

••Happy Reading••

"Gue heran apa yang disukai mereka dari lo?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue heran apa yang disukai mereka dari lo?"

Langkah Alethea terhenti, Alethea berbalik melihat sosok Nathan sedang bersandar pada dinding tembok, rambutnya basah kerena keringat setelah latihan volly.

"Kamu nanya?"

"Menurut lo?" degus Nathan kesal.

"Kalo gitu tanya mereka, kalau bisa sekalian nesehatin mereka buat jauh-jauh, karena aku risih." balas Alethea datar.

Nathan terkejut, ia menormalkan lagi wajahnya. "Pemikiran lo terlalu dangkal, harusnya lo tau mereka gak akan pernah bisa lepasin lo selamanya Alethea... Terutama Jeremy."

"Gue berani taruhan, kalo lo mati sekalipun---mereka semua akan mengawaetkan mayat lo dan di simpan di tempat rahasia kami." Ucap Nathan menakuti Alethea.

Jantung Alethea berdetak kencang,

"Rules pertama, Bayangkan mereka hanya badut yang memainkan drama psikolog kamu Ale, kamu tatap saja celananya... Dan bayangkan dia tidak memakai celana berubah menjadi popok bayi besar, aku jamin rasa takut kamu akan hilang..." Ujar Deby dengan serius, bejalan bolak-balik memberi tips untuk Alethea.

Mata Alethea terpejam sedetik, lalu mulai serius, visualisasi Nathan berubah... Wajahnya putih, ada tomat di hidungnya, dan wig rainbow...

Sudut bibir Alethea mulai tertarik ke atas dengan senyuman yang sangat cantik di wajahnya, matanya turun ke bawah celana basket Nathan berubah menjadi popok bayi.

"Ahhhahahaa." Alethea tertawa merdu, ia memukul perutnya pelan.

Nathan kebingungan, "Lo gila?" melihat tatapan tak senonoh gadis di depannya menatap lamat asetnya, Nathan menatap tajam pada Alethea.

"Aduh," Alethea mengusap air mata biologisnya, menggelengkan kepala pelan.

Nathan menarik tangan Alethea membawanya masuk ke dalam gudang penyimpanan alat olah raga. Membenturkan punggung Alethea ke tempok, mengurungnya.

HEART OF FIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang