HOF : 22. It's Hurts

10.3K 887 338
                                    

••Jangan jadi Silent Readers••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••Jangan jadi Silent Readers••

Budayakan Vote sebelum baca:)

••Happy Reading••

Dylan mangaduk susu hangat rasa Vanilla kesukaan gadisnya, menaruhnya di atas meja. Merasa Alethea terlalu lama Dylan memilih menghampirinya.

Menaiki tangga melingkar, dering ponselnya berbunyi. Langkah Dylan terhenti, melihat nama yang tertera di layar wajahnya berubah dingin. Dylan kembali turun ke bawah, menerima panggilan telepon.

"Tuan Dylan, orang yang selalu mengikuti Alethea bernama Alvian swarkana. Untuk apa dia mengikuti, saya belum tahu pasti apa tujuannya."

"Hm, buat dia kecelakan. Terlalu banyak hama saat ini." balas Dylan santai, tangannya menuangkan Wine ke dalam gelas. Meminumnya sekali teguk.

"Baik,"

Dylan mematikan sambungan telepon sepihak, ia berjalan menaiki tangga.

Di depan pintu kamarnya, Dylan memasukan pin sandi. Suasana kamarnya terlihat kosong, melangkah masuk menuju walk in closet. Seketika wajah Dylan berubah menjadi amarah melihat lemari pakaian yang bergeser.

Dylan melangkah cepat, ketika masuk ke dalam yang Dylan lihat adalah sosok mungil Alethea yang tengah ketakutan.

"ALETHEA!"

Alethea menoleh matanya menatap Dylan seperti menatap orang asing.

Tangannya terkepal kencang, "Jangan mendekat!" teriaknya.

Wajah Dylan berubah dingin, Dylan melangkah mendekat tidak memperdulikan teriakan Alethea yang memintanya menjauh.

Alethea mendorong meja di sampingnya hingga pot Vas bunga jatuh dan pecah. Tangan Alethea mengambil bagian pecahan pot yang pecah, mengarahkannya pada lehernya.

Langkah Dylan terhenti, jantungnya seakaan ikut terhenti juga. "Ale, jangan macam-macam." Ucap Dylan, berusaha membuat nadanya selembut mungkin.

"Kenapa?" lirih Alethea, matanya menatap tajam pada Dylan.

"Kenapa kamu menargetkan keluargaku!" teriak Alethea frustasi.

"Ale, bukan itu... Memang awalnya aku beren---" Elak nya tenang, hatinya seperti di remas kuat melihat tatapan asing dari Alethea.

"Hah, Dylan. Kamu itu monster! Licik dan selalu menggunakan cara kotor untuk mendapatkan segalanya! Kematian Kakekmu---" Ucapan Alethea terhenti.

PLAK!

Tangan Dylan bergetar hebat, sudut matanya mengeluarkan darah. Kakinya terasa lemah, pikirannya menjadi kosong. Apa yang baru saja ia lakukan pada gadisnya?!

HEART OF FIRE Where stories live. Discover now