3.Keributan yang hakiki

88 7 0
                                    

Happy reading💙.

*

" Bukannya cowo kaya Abang Lo emang pantes mati " bisik Ziva tepat di telinga Fara.

Mendengar penuturan Ziva amarah Fara semakin besar, tangannya dia angkat untuk menampar pipi Ziva, tapi belum sempat tangan itu sampai di pipi Ziva, sebuah tangan sudah mencekal tangannya dengan kuat hingga dia merintih kesakitan.

" Sampai tangan Lo nyentuh pipi sahabat gue, gue pastiin Lo nggak akan pernah liat Abang Lo lagi " Ucap Cia dengan ancamannya tanpa melepaskan cengkraman kuatnya pada tangan Fara.

Dia tidak akan membiarkan sahabatnya di sakiti untuk kedua kalinya, jika Lera tadi berhasil menyentuh sahabatnya itu karena dia kecolongan, sedangkan sekarang dia tidak akan lagi membiarkan tangan kotor itu menyentuh pipi sahabatnya. Hanya satu yang terkena tamparan tapi yang merasakan sakit semuanya, jadi jangan pernah berani menyakiti salah satunya, karena satu sakit semua sakit. Darah di balas darah, sakit di balas sakit.

Fara berusaha memberontak untuk melepaskan tangan Cia dari tangannya, sungguh ini sangat sakit karena cengkraman Cia yang tidak main main.

" Lepasin anjing!! " Teriak Fara karena rasa sakit yang dia rasakan.

Mendengar teriakan sahabatnya, Lera dan Clara mendekati Fara yang sedang memberontak, mereka berniat untuk membantunya tapi apalah daya, niat mereka justru membuat mereka kesakitan. Ketika mereka berjalan Keina dan Yenara mengikuti keduanya, dengan sengaja Yenara menjulurkan kakinya agar Lera terjatuh, begitupun dengan Keina yang menjulurkan kakinya untuk membuat Clara terjatuh. Dan benar saja keduanya terjatuh dengan posisi yang sangat memalukan, dimana Clara menindih tubuh Lera yang sudah terlebih dahulu terjatuh.

" Ups maaf ya, kaki gue gerak sendiri tiba tiba " ucap Keina dengan wajah yang pura pura terkejut. Sedangkan Yenara hanya terkekeh melihat pemandangan di depannya.

Kejadian baru saja membuat seisi kelas meledakan tawanya, mereka sudah sedari tadi menahan ini semua tapi akhirnya mereka tidak tahan dan meledak begitu saja. Apalagi ketika melihat Lera dan Clara yang terjatuh dengan tidak elitnya.

" Mata tuh di pake, kaki emang buat jalan tapi gunanya mata juga buat ngeliat, jadi kalian harus seimbang jangan cuma kaki doang yang di pake, masa gitu doang harus di ajarin sih cantik " ujar Luiva yang membuat Lera maupun Clara mendesis kesal. Perkataannya pun semakin membuat suara tawa terdengar keras di dalam kelas itu.

" Bangsat " umpat Clara dengan lirih.

Fara yang mendengar suara dua sahabatnya terjatuhpun sontak melihat ke belakang, Fara menggeram marah ketika musuhnya ini mempermalukan sahabatnya, terlebih dengan seisi kelas yang menertawakan kedua sahabatnya.

" BANGSAT LO SEMUA!! " Bentak Lera yang sudah kembali berdiri, setelah mengatakan itu Lera keluar kelas itu dengan perasaan malu. Langkah Lera pun di ikuti oleh Clara yang menatap keenam gadis itu penuh dengan permusuhan, sebelum benar benar keluar dari kelas, Clara mengacungkan jari tengahnya kepada mereka yang ada di kelas itu, terutama kepada Keina yang tadi berhasil membuatnya malu.

Fara yang melihat kedua sahabatnya telah pergi pun mengumpat dalam hatinya, bisa bisanya mereka meninggalkan dirinya sendiri dengan orang orang menyebalkan seperti keenam gadis ini.

" Lepas " ucap Fara dengan tangan yang berusaha melepaskan cengkraman itu.

Dengan kasar Cia melepaskan cengkraman itu, membuat Fara yang belum siap terhuyung beberapa langkah ke belakang.

" Hati hati di jalan ya cantik " ujar Pinka dengan seringainnya yang berniat meledek gadis yang sekarang memasang wajah marahnya.

" Fuck Lo semua " Teriak Fara dengan jalan terburu buru keluar dari kelas itu, karena terlalu fokus mengacungkan jari tengahnya, dia tidak sadar jika sudah ada pintu tertutup di depannya, hingga akhirnya ketika dia melihat kedepan kepalanya membentur pintu itu dengan keras.

Troublemaker girls Kde žijí příběhy. Začni objevovat