Bab 47

7.9K 921 1K
                                    

Sebelum scroll follow dulu,
klik 👉 Uswa042466 biar gak ketinggalan info.

Buat yang mau gabung saluran WhatsApp aku👇

https://whatsapp.com/channel/0029Vag0i5kFXUuaMYi0On0O

••••

"Azriel"

Terdengar suara seorang pemuda yang mirip dengan suara milik Azriel, walaupun jika di dengar lebih teliti, suara itu sedikit lebih berat dari milik Azriel.

Mendengar suara itu membuat Kiran dan yang lainnya terdiam, mereka bertanya-tanya, siapa orang itu?, kenapa suaranya bisa mirip dengan Azriel?.

Terlihat Azriel menoleh kearah sumber suara, sambil melambaikan tangannya, tanda memberi kode untuk diam. Ia kembali menatap kearah layar handphonenya, dan menatap datar Kiran yang terdiam.

"Apa masih ada yang ingin di tanyakan?" Tanya Azriel yang tak di respon oleh Kiran.

Kiran terlalu sibuk dengan pikirannya, sampai-sampai ia tidak mendengarkan ucapan Azriel.

Azriel yang jengah langsung saja mematikan video callnya, membuat Kiran langsung tersadar dari lamunannya.

"Yah di mati'in" Ucap Kiran dengan nada lirih, ekspresinya menjadi lesu.

Alkha yang melihat hal itu tersenyum kecil, tangannya terangkat untuk mengelus puncak kepala Kiran. Sedangkan Ginar, dan Arthur dkk yang melihat hal itu, merotasi kan bola matanya malas. 'Bucin aja terus' pikir mereka malas.

Alkha melirik mereka semua, lalu mengedikkan bahunya acuh tak acuh. "Iri bilang" Gumam Alkha pelan, namun mampu di dengar oleh telinga tajam mereka, kecuali Kiran yang nampak begitu fokus memainkan handphonenya.

Mereka menatap datar Alkha. Sedangkan Alkha yang mendapat tatapan datar itu, juga membalas tatapan mereka tak kalah datar, lalu menyunggingkan senyum yang terlihat mengejek. 'Dasar jomblo' begitulah mungkin arti senyuman itu.

Mereka yang mengerti maksud dari senyuman Alkha, mendengus kesal. Gampang saja jika mereka ingin memiliki pacar, bukankah begitu banyak wanita yang mengantri di belakang mereka.

.

Di China kediaman Qiu Fei..

Terlihat Azriel berada di dalam kamar di temani oleh Kaziel. Azriel memakan sarapan paginya yang sedikit terlewatkan. Namun hal itu tak menjadi masalah baginya, asalkan dia makan, ia tidak perduli jika waktu sarapan sedikit terlewat.

Hanya ada keheningan di antara keduanya, Azriel yang sibuk dengan makanannya. Sedangkan Kaziel yang sibuk dengan laptopnya, entah apa yang di kerjakan oleh pemuda itu.

Beberapa saat kemudian, Kaziel menghentikan jarinya yang sedang mengetik dengan lincah di keyboard laptopnya.

Pandangannya beralih kepada Azriel. "El, waktu penyembuhan jantungmu tak cukup jika hanya satu tahun, mungkin kau butuh dua sampai tiga tahun untuk penyembuhannya" Ucap Kaziel membuat Azriel menghentikan aktivitas makannya.

Ia beralih menatap kearah Kaziel dengan tatapan datar. Ia menaikkan satu alisnya tanda tanya 'lalu apa?'. Seakan mengerti dengan ekspresi tanda tanya Azriel, Kaziel menutup laptopnya.

"Apa kita perlu bertukar peran?, aku akan menggantikan posisimu di—"

"Tidak perlu" Potong Azriel cepat.

"Aku bisa menyelesaikannya sendiri, kau tidak perlu ikut campur dengan masalah ku" Lanjutnya dengan nada tegasnya.

Sedangkan Kaziel yang mendengar hal itu, hanya bisa menghela nafas panjang, adiknya benar-benar keras kepala, sangat mirip dengan Daddy Xavier, nekat dan memaksa!.

Azriel Weizmann [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang