Part 21

375 58 27
                                    

HAPPY READING
.
.
.

Jika ada typo tolong tandai yaww
.
.

"Hiks..hiks...huhu...Ayah...Aya takut hiks..disini belisik Ayah...hiks..."

Terdengar suara gadis kecil menangis di dekat pepohonan area taman. Gadis kecil itu tersesat dan berakhir di taman yang ramai ini.

Gadis kecil yang bernama Aya ini sebenarnya tadi sedang berjalan-jalan bersama Bibi pengasuhnya. Niat hati tidak ingin keluar rumah tetapi Bibi pengasuhnya berniat baik agar Aya bisa menghirup udara bebas dan agar Aya bisa mendapatkan teman diluar.

Tetapi tiba-tiba Aya berlari mengjauh karena mereka semakin mendekati area ramai dan terdengar suara-suara bising dalam otak nya. Gadis kecil itu terkejut dan langsung berlari.

"Eh! Non Aya? Non jangan lari Non!" Teriak panik bibi pengasuhnya.

Bibi pengasuh pun berlari mengejar gadis kecil itu tetapi seketika ia kehilangan jejak. Entah larian gadis kecil itu yang cepat atau Bibi pengasuh yang lari nya lamban.

Sementara gadis kecil yang dipanggil Aya masih fokus berlari sembari menutup telinganya rapat-rapat. Ini yang tidak Aya sukai jika keluar rumah. Meskipun Aya masih kecil tapi ia sudah paham tentang hal ini. Ya Aya mempunyai kemampuan mendengarkan pikiran dan kata hari orang lain.

Kemampuan itu muncul saat ia berumur 2 tahun dan sekarang ia berumur 3 tahun sudah 1 tahun ia jalani dengan kemampuan ini. Tetapi belum ada yang mengetahuinya karena Aya sendiri tidak menceritakan ke siapa-siapa. Awalnya memang ia tidak paham dan tidak tau tetapi karena ia selalu dikurung dirumah sendirian karena sang Ayah yang selalu menatapnya penuh benci.

Aya sudah pandai membaca saat umurnya 2 tahun setengah tepat saat kemampuan itu muncul. Bibi pengasuh yang melihat Aya sudah pandai membaca sangat senang dan memberitahukan kepada sang Tuan besar tetapi responnya yang di dapat dari Ayah Aya pun hanya bentakan dan sikap kasar tanpa peduli.

Akhirnya Bibi pengasuh selalu memberikan buku-buku agar Aya bisa membaca agar semakin pintar. Kata Bibi jika Aya pintar, Ayah akan sayang kepadanya. Dan salah satu buku yang membuatnya paham akan kemampuannya itu adalah buku yang berjudul Jhon Egan - Anak Ajaib yg Mampu Membaca Pikiran Orang Lain, penulis M. J. Hyland.

Aya membaca dengan lamat-lamat dan mencoba memahami dan akhirnya ia pun paham apa arti kemampuannya. Ia senang tentu apakah Ayahnya akan senang pula? Ia tidak tahu.

Tapi 1 kata yang dapat Aya rasakan dari kemampuannya ini adalah bencana. Ya karena kemampuan ini Aya yang berumur 2 tahun seharusnya dapat tidur dengan nyenyak tetapi Aya sering bergadang karena tidak bisa tidur. Kepala terlalu berisik.

Karena itu ia memutuskan untuk mengurung dirinya dirumah. Dirumah ia tidak terlalu bisa mendengar pikiran orang lain karena hanya sedikit orang yang tinggal tapi jika ia diluar Aya dapat menyimpulkan bahwa di luaran sana akan sangat ramai. Jika diajak keluar oleh Bibi pengasuh ia akan menolak. Kecuali hari ini karena ia ulang tahun yang ke 4, bibi pengasuh memutuskan untuk mengajaknya berjalan-jalan.

Kembali lagi saat ini Aya berlari sampai suatu taman yang ramai. Ia bersembunyi dekat pepohonan rindang dan menekuk lututnya. Menutup telinganya rapat-rapat dan berharap jika Ayahnya akan menemukannya. Meskipun itu hal yang tidak dapat ia bisa harapkan karena Ayahnya sangat tidak memperdulikan dirinya. Bahkan membencinya.

TEENAGER | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang