Part 43

324 54 10
                                    

Happy Reading
.
.
Typo tandain
.
.

"Hati-hati Jen." Ujarnya tanpa ada suara.

Jenny menoleh dan melihat gerakan mulut Raya. Ia mengangguk dan ia penuh semangat ingin membebaskan Raya. Raya sudah mempercayakan dirinya jadi ia tidak ingin membuat Raya kecewa. Ia harus selamat dan menyelamatkan Raya.

Ia akan membuat anak Sparrow menjadi geprek jika mereka sudah bebas. Ia begitu dendam dengan mereka. 

Berlari sekuat tenaga melewati lorong-lorong panjang yang sepi hanya ditemani lampu yang temaram. Akhirnya tiba dimana ada jalur kanan dan kiri. Sesuai yang diarahkan Raya, ia pun langsung berbelok ke arah kanan dan berlari kembali lurus sampai menemukan pintu.

Cklek

Berhasil. Jenny sudah menemukan pintu dan langsung memasukkan kunci tersebut lalu membukanya dengan tergesa-gesa.

Jenny bisa menghirup udara kebebasan. Tanpa takut ia langsung kembali berlari memasuki hutan. Ia harus selamat dan harus menemukan jalan raya. Hanya lurus dan ia akan langsung menelepon Kris.

Tapi tiba-tiba saat berjalan dikarenakan ia kelelahan berlari dan kehausan. Ya tentu saja selama ia dikurung tidak sama sekali diberi makanan maupun minuman. Ada suara seseorang yang berlari secara bersamaan dibelakang sana. Meskipun jaraknya jauh tetapi suara dari kaki mereka dapat ia dengar.

"Sial! Masa gw dikejar." Lirih Jenny mulai panik.

Jenny langsung berlari dengan sekuat tenaga dan sesekali menoleh kebelakang melihat apakah mereka sudah melihatnya atau belum. Jenny juga mencari tempat persembunyian sementara karena pastinya ia tidak dapat terus berlari bukan.

Tiba-tiba Jenny berhenti berlari karena didepannya jalanan sedikit curam. Jenny bimbang ia menoleh kebelakang dan ke depan secara bergantian.

"Ni kalau gw turun kebawah selamat ga ya?"

"Meraka juga kenapa masih ngejar gw sih asi dah!"

Suara grusah-grusuh dari arah belakang semakin dekat membuat Jenny membulatkan tekadnya agar terjun secara perlahan dan di ujung pohon besar tersebut ada sebuah tumpukan jerami yang entah dari mana itu bisa untuk Jenny dijadikan tempat persembunyiannya.

"Lo yakin tu cewe lewat sini?" Tanya pria berkacamata dengan nafas memburu.

"Yakin karena jalan ini yang dekat kalau mau ke jalan besar sana!" Balas pria dengan tubuh gempal tersebut.

"Siapa tau dia ga ke sini malah kesasar kemana-mana kan bisa bangkek! Yang tau jalan ini juga kita, tu cewe cuma dikasih tau jalan pintu belakang doang bukan jalan menuju ke jalan besar." Omel pria berkacamata.

"Iya, Tur bener kata Jep. Ini juga udah curam banget ga mungkin cewe manja tu berani turun kalau bener lewat sini. Didepan juga bukan area kita, Tur." Timpal pria berkumis tipis.

Pria tubuh gempal itu berdecak, "Ya udahlah! Kita cari arah lain aja."

"Semoga aja kita ketemu tu cewe." Ujar pria berkacamata.

Mereka pun kembali berjalan menjauh dari area tersebut. Hal ini membuat Jenny dapat bernafas lega sangat lega karena jalan yang ia tuju ternyata benar dan mereka sudah pergi.

Jenny juga mendengar obrolan mereka diatas sana yang menyebutkan bahwa area ini tidak area mereka berarti ia dapat membuka ponselnya bukan?

Jenny menggeleng, "Tidak-tidak, jangan terkecoh! Gue harus ketemu jalan besar dulu."

Sebelum pergi dari tempat persembunyiannya, ia mendongakkan kepalanya keatas untuk mengecek. Tidak ada siapa-siapa. Jenny pun langsung berlari kembali. Saking fokusnya Jenny untuk dapat melarikan diri sampai ia tidak tahu bahwa kakinya dan tangannya luka-luka karena tergesek oleh ranting-ranting saat berlari tadi.

TEENAGER | End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang