Chapter 19 - Pergi ke Demonia?

141 30 11
                                    

malam cintaaaa, ku isi malam kalian dengan update an ku🐳

Sehat selalu, jangan lupa bernapas🌹🌹🌹

Sehat selalu, jangan lupa bernapas🌹🌹🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading💓

Di meja makan yang sama setiap harinya, mereka mengambil langkah yang tenang, menuju tempat duduk dan menikmati hidangan makan pagi. Dentingan garpu dan sendok yang beradu dengan piring mendominasi meja makan di pagi yang tak kunjung cerah. Semuanya sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Tidak ada yang membuka pembicaraan barang sekata pun.

Di kursi ujung ada Bentely yang terlihat tidak semangat, raut mukanya pucat seperti kurang asupan, padahal satu piring nasi baru saja ia habiskan.

Di samping laki-laki itu ada Theodore yang tidak minat untuk berbicara apalagi disampingnya ada Halfoy yang senantiasa memperhatikannya.

Di depan Halfoy ada Savior yang bingung dengan situasi pagi itu. Di sampingnya ada Caspian yang hanya fokus pada piring yang ada di depannya. Ia sempat menyenggol lengan laki-laki itu namun hanya dibalas lirikan sekilas.

Savior melihat kembarannya satu persatu sampai matanya bertemu tatap dengan manik mata Halfoy. Seakan berbicara lewat matanya, ia bertanya apa yang sedang terjadi.

Namun belum sempat mendapat jawaban, laki-laki yang ada di sampingnya meninggalkan meja begitu saja. Ia mengambil tas lalu berjalan keluar menuju kereta kuda yang akan membawa mereka berangkat ke akademi.

Savior tidak tahu apa yang sedang terjadi, menurutnya itu adalah hal yang tidak sopan. Tidak sepantasnya Caspian melakukan itu! Ia harus berbicara pada laki-laki itu nanti.

Di kursi ujung masih ada Ayahnya. Yang meskipun sudah selesai dengan sarapannya, pria itu masih berada di sana. Setidaknya Caspian harus menghormati Ayahnya dengan berpamitan atau sekadar basa basi sebelum meninggalkan meja.

Semua yang ada di meja makan hanya menatap punggung Caspian yang mulai menjauh, sebelum Ayahnya juga ikut berdiri dan berlalu dari tempatnya.

Savior ikut menyusul Caspian keluar. Laki-laki itu sudah lebih dulu menuju kereta kuda. Duduk manis di kursi belakang. Tangan sedekap dengan mata yang terpejam.

Savior ikut duduk di samping laki-laki itu. "Caspian" Panggilnya dengan nada mengintimidasi.

Caspian hanya berdeham. Tidak berniat menatap Savior atau sekadar membuka matanya.

"Aku sedang berbicara padamu"

"Aku tahu"

"Tatap mata orang itu ketika kau bicara padanya!"

Caspian lantas menuruti perkataan Savior. Ia membuka matanya dan memusatkan pandangannya pada laki-laki itu.

"Kau sangat tidak sopan! dan ku harap kau tahu apa yang harus kau lakukan"

𝐇𝐢, 𝐁𝐲𝐞, 𝐍𝐞𝐯𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang