Chapter 34 - Ujian Pertahanan Ilmu Hitam

109 26 9
                                    


Aku udah coba buat menjelaskan sebisaku.
Chapter ini nguras tenaga banget buat aku tulis karena secara nggak langsung aku ngebayangin sendiri ada di posisi tiap karakter

so, hope u enjoy guys💓


Happy Reading💓

Hari kian berganti, seolah-olah waktu berlari tanpa henti. Pagi yang diselimuti kabut tebal, membuat suasana tegang menyelimuti seluruh akademi, saat para murid kelas atas menghadapi ujian pertahanan terhadap ilmu hitam.

Ujian yang sangat dinantikan namun juga sangat menakutkan. Di mana setiap murid harus membuktikan kemampuannya untuk melawan dan mengendalikan kekuatan gelap.

Hari ujian dimulai dengan semua murid yang berkumpul di pelataran akademi, di bawah langit yang berubah menjadi gelap, matahari yang hanya terlihat sebagai bayangan samar di balik awan tebal. Aura magis memehuni udara, menambah ketegangan yang dirasakan setiap murid dan Professor.

Suara gemuruh dan bisikan murid-murid memenuhi sekitar, mencerminkan kegelisahan dan antisipasi mereka.

Kelima pangeran kembar berdiri berdampingan, saling bertukar pandang penuh tekat namun juga kekhawatiran.

"Caspian, aku takut" cicit Halfoy, mengadu pada yang lebih tua.

Caspian menepuk pundak Halfoy beberapa kali untuk menenangkan. Di antara yang lain, Halfoy adalah salah satu yang belum mengetahui secara pasti kemampuan yang ia miliki.

Professor Eugene, dengan mata tajam namun penuh kebijaksanaa, memberikan pandangan terakhir pada mereka. Ia berdiri di depan dengan sikap tenang namun tegas, memberikan arahan terakhir sebelum ujian dimulai. "Ingatlah, ujian ini bukan hanya tentang kekuatan sihir kalian, tetapi juga ketenangan pikiran dan kepercayaan. Kalian akan dihadapkan pada berbagai ilusi dan ancaman yang diciptakan oleh ilmu hitam. Ilusi yang akan muncul adalah bentuk dari ketakutan kalian. Fokus dan jangan biarkan ketakutan menguasai kalian"

Setelah pengarahan, para murid secara bergantian memulai ujian, dimana mereka harus menghadapi berbagai tantangan yang tercipta sebagai bentuk pengujian kemampuan mereka melawan ilmu hitam.

Leane, seorang murid berbakat namun sering kali diragukan karena sikapnya yang pendiam, dipanggil lebih dulu. Dengan jantung yang berdegup kencang, gadis itu melangkah ke depan. Suara desiran angin dan bisikan halus mulai terdengar, menambah suasana menyeramkan.

Sebagai peraturan, para murid mulai memejamkan matanya. Memberikan ruang untuk Leane menghadapi ujiannya. Gadis itu mengambil fokus yang kabur ketika tiba-tiba, ilusi-ilusi mulai muncul di sekitarnya. Bayangan-bayangan hitam melayang, menciptakan wujud-wujud menakutkan yang mencoba menyerangnya. Leane menarik napas dalam-dalam, mengingat ajaran Professor Eugene. Dengan mengarahkan tongkat sihirnya, ia menciptakan pelindung cahaya yang memancar dari tubuhnya, mengusir bayangan-bayangan tersebut.

Namun tantangan belum berakhir. Sebuah suara jahat mulai menggema di telinganya, mencoba merasuk ke dalam pikirannya dengan bisikan-bisikan penuh kebencian. Itu adalah sebuah bentuk dari ketakutannya. Ketakutan yang muncul karena trauma masa kecil yang tercipta atas cacian dari orang tuanya.

Leane sangat membenci itu, tubuhnya mulai bergetar karena ketakutan menyerangnya tanpa henti. Dengan kemampuan yang dimilikinya, ia mencoba fokus agar bisa menciptakan gelombang energi positif. Ia menggerakkan tongkat sihirya, mengendalikan gelombang tersebut dan menyapu bersih bisikan-bisikan jahat. Perlahan ketenangan mulai menguasainya, bayangan-bayangan dan suara yang menakutkan perlahan menghilang.

𝐇𝐢, 𝐁𝐲𝐞, 𝐍𝐞𝐯𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐝Where stories live. Discover now