Chapter 22 - Kau Siapa?

125 25 9
                                    

Tumben-tumbenan aja si, lagi pengen update cepet🐳
3300+ kata, bacanya pelan-pelan aja

Happy Reading💓

Di siang hari yang cerah di tengah musim salju yang memukau, para pangeran kembar baru saja menapakkan kaki di pelataran kastil setelah pulang dari akademi. Mereka yang biasanya lima, hanya terlihat tiga siang itu.

Savior, dengan langkahnya yang berat berjalan lebih dulu dari kedua kembarannya. Membawa kakinya menaiki tangga menuju lantai dua.

Para pangeran kembar mempunyai kebiasaan untuk tidur siang setelah pulang dari akademi. Meskipun demikian, tidak semua melakukannya.

Theodore yang berjalan di belakang Savior melihat bahwa laki-laki itu tidak berbelok ke kamarnya namun tetap berjalan ke arah kamar Bentely. Ia pikir, laki-laki itu akan beristirahat panjang setelah begadang semalaman.

"Mau kemana?" tanya Theodore.

Savior membalikkan tubuhnya, mendapati Theodore yang berada di belakangnya. Ia hanya memberi jawaban lewat lirikan matanya yang tertuju pada kamar Bentely.

"Setelah apa yang kau lakukan semalam?" Tanya Theodore yang berhasil membuat Savior mengerutkan keningnya. "Kembali ke kamarmu dan tidurlah, kau pikir aku tidak tahu jika semalaman kau tidak tidur karena menjaga Bentely?"

Sungguh Savior tidak memberitahunya. Dari mana laki-laki itu tahu?

"Mata sayu mu itu, kau pikir Bentely tidak akan merasa bersalah ketika melihatmu seperti itu?"

Ah ternyata Theodore tahu karena melihat penampilannya. Benar juga apa yang dikatakan laki-laki itu. Lagipula kantuk ini dirasa semakin menjadi jadi ketika Savior coba untuk melawannya. Baiklah, ia akan pergi tidur dan mengistirahatkannya atau ia akan merasa pusing karena tidak bisa mengontrol tubuhnya yang semakin tidak bertenaga.

Seutas surat dari sang Ayah yang dikirim dari Demonia datang pagi tadi. Berisi pemberitahuan bahwa mereka yang kemarin pergi ke Demonia akan pulang hari ini juga. Namun yang mengejutkannya, mereka membawa sekaligus Ratu dan Putri dari Kerajaan Lacrimosa ke Neverland. Theodore tidak tahu apa yang terjadi di sana, namun biar bagaimanapun, semua yang ada di kastil harus menyiapkan tempat dan waktu untuk menyambut kedatangan mereka yang mungkin akan sampai pada malam hari.

Para pelayan sudah menyiapkan kamar yang akan di tempati Ratu dan Putri kerajaan tepat setelah para pangeran pergi ke akademi. Jadi, sepulangnya mereka, semua hal sudah disiapkan dengan rapi, tanpa campur tangan mereka untuk membantu. Beberapa pelayan bahkan membantu Bibi Anne dalam mempersiapkan bahan-bahan makanan untuk membuat hidangan makan malam.

Siang ini, yang seharusnya Theodore berniat untuk membantu, ia tidak jadi melakukannya karena semua hal sudah dibereskan, dan ia berakhir di kamar Bentely untuk menemani laki-laki itu.

Bentely tampak lebih segar dari sebelumnya. Syukurlah laki-laki itu tidak semakin parah.

"Kalian pasti sibuk, maaf karena aku tidak bisa membantu" Kata Bentely penuh sesal.

"Apakah dengan kau membantu, kita akan merasa senang?" tanya Theodore. Jawabannya tentu tidak. Mungkin jika Bentely keras kepala dan memaksa untuk membantu, entah itu sekadar merapikan kamar yang akan ditempati, atau membantu Bibi Anne memasak. Laki-laki itu tidak akan terlihat lebih segar seperti sekarang. Atau mungkin ia malah terlihat sekarat karena kelelahan.

𝐇𝐢, 𝐁𝐲𝐞, 𝐍𝐞𝐯𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang