22

227 36 9
                                    

✻✻✻

Di kediaman Jeevans.

Jarvis duduk di ruang kerjanya bersama Jigme yang habis mengantarkan istrinya ke rumah mertuanya.

"Apa yang akan kamu bicarakan dengan Papi, Jime?" ucap Jarvis duduk dengan menyilangkan kaki panjangnya.

"Menurut ku, kehidupan rumah tangga Bibi benar-benar sudah menjadi masalah."

"Maksud mu?"

"Bibi benar-benar tidak bahagia Pi,"

Jarvis terdiam beberapa saat, kemudian berucap. "Kamu ingatkan bagaimana Bibi dulu? Dia sampai nekat mau bunuh diri karena kamu menentangnya?"

"Tapi sekarang beda Pi"

"Kenapa?"

"Bibi seakan menjauh dari Theodore,"

"Lalu?"

"Kalau nanti kita dapat kabar, bercerai. Papi jangan bertanya apa alasannya,"

Jarvis semakin menatap Jigme.

"Aku merasa, Bibi berubah. Biasanya ia sangat kekanak-kanakan namun saat aku pernah bersamanya, dia seakan sudah menjadi orang tua kadang perangainya seperti orang yang berpengalaman. Padahal masih berusia 23 tahun."

"Jime, utus orang disisi Bibi. Cari lebih jelas lagi soal ini,"

"Baik."

Bersamaan dengan itu Syazwan masuk dengan alis menaik. "Kenapa kalian diam pas aku masuk? Membahas soal perjodohan lagi?!"

Jigme naik satu alis menatap adiknya, kakak Biilaicca. Syazwan.

"Saz kan sudah bilang, akan cari sendiri. Tidak usah Papi, Mami dan Bang Jime atur-atur kencan buta buatku!" ucap kesal Syazwan.

"Ngapain kamu kesini?" tanya Papi.

"Makanan sudah siap, di panggil Mami" ucap Syazwan.

Mereka bertiga kemudian sama-sama turun menghampiri Mami yang sibuk menata makanan.

"Matt, akan datang besok, bersama Celin." ucap Mami sambil tersenyum senang.

"Haqila tidak?" tanya Jigme.

Mami menggeleng, "Kamu kan tau sendiri Daddy Haqila belum memberikan restunya sama Kakak kamu,"

"Salah sendiri. Bobolin anak orang," ucap sewot Syazwan.

Mendapatkan tatapan tajam dari Papi, dengan cepat Syazwan tersenyum kaku seraya berucap.

"Mi! Beberapa kedepan mungkin Saz akan pergi dinas, jadi-"

"Makanlah." potong Jigme menyuapkan sayur pada mulut Syazwan.

"Jesen kenapa tidak kamu jemput, sekarang?" tanya Mami pada Jigme.

"Mau di jemput, Bibi." balas Jigme sekenanya.

𝐍𝐞𝐱𝐭 𝐋𝐢𝐟𝐞 ✔Where stories live. Discover now