49

162 31 4
                                    

✻✻✻

Bangsal Biilaicca kedatangan orang tua Yance, mereka membawakan buah tangan dan di letakkan di meja nakas tepat di samping bangsal Biilaicca.

Biilaicca tersenyum melihat kedua orang tua Yance.
"Bagaimana keadaan mu, nak?" ucap ramah Ibu Yance.

"Sudah baikan." jawab Biilaicca.

Ibu Yance tersenyum sambil mengangguk. Tangan Biilaicca di pegang erat oleh Ibu Yance. Menatap lekat pada Biilaicca, sama halnya Ayah Yance menatap pada Biilaicca.

"Apa yang ingin kalian bicarakan?" ucap Biilaicca yang begitu peka.

"Nona, kamu begitu cantik.. Namun kami mohon maaf menyampaikan ini padamu.. Kamu tidak bisa bersatu dengan Yance." ucap Ibu Yance dengan rasa penyesalan.

"Apa karena statusku?" kata Biilaicca.

"Bukan, status. Hanya saja kami melihat kalian berdua memang tidak cocok, kami benar-benar meminta maaf atas semuanya. Anggap saja Yance yang menolong mu sebagai bagian yang impas untuk keduanya, kami tau kamu tidak benar-benar mencintai Yance.. Sama halnya dengan Yance kalian hanya saling menguntungkan dalam situasi ini.."

"Nak, Biilaicca kamu adalah orang yang cerdas. Tentu bisa melihat hal ini.." tambah Ayah Yance.

Biilaicca menganggukkan kepalanya. "Aku mengerti, hanya saja bagaimana dengan Tuan Muda Yance?" tanya Biilaicca.

"Kami akan membicarakan hal ini.." ucap Ibu Yance.

"Tolong jangan terlalu di masukkan hati, kami bukan bersikap egois terhadap hidup anak-anak hanya saja, kalian masih terlalu sama-sama meragu dan menganggap hal ini sepele," ucap Ayah Yance.

"Ibu tebak, pemikiran kalian berdua pasti sama-sama berkata 'jalani saja dulu, hasilnya liat nanti' tapi maaf soal keseriusan dan perasaan tidak bisa di bohongin nak." ucap Ibu Yance.

Sasa yang berada di sana juga ikut mendengarkan perkataan kedua orang tua Yance.

"Kami, akan sangat berterimakasih kalau kalian bisa sama-sama saling sadar akan jalan kalian, em?" ucap Ibu Yance.

Biilaicca hanya terdiam. Melihat itu Sasa segera berucap. "Maaf, Tuan Yoga, dan Nyonya Jani.. Biilaicca masih butuh istirahat. Kalau bisa waktu kunjungannya sudah selesai, alangkah baiknya kalian kembali ke bangsal Tuan Muda Yance. Mungkin saja dia membutuhkan bantuan, soal ini Biilaicca akan pikiran. " ucap Sasa sambil tersenyum membukakan pintu untuk kedua orang tua Yance.

"Bibi.. Bagaimana?" tanya Sasa begitu kedua orang tua Yance berlalu.

Biilaicca menggeleng, ia juga bingung dengan keadaan sekarang. Ia memang tidak menyukai Yance, namun ia tampa sadar juga memberikan kesempatan kepada Yance, terlepas dengan pria itu yang meminta haknya.

"Bibi benar, kamu harus tegas akan pendirianmu, kita tidak tau bagaimana kedepannya. Namun jika kalian benar-benar berjodoh kelak akan di persatukan."

"Aku pusing Sa," ucap Biilaicca. Sasa mengangguk dan membantu Biilaicca untuk berbaring di bangsalnya.

ˏˋ°•*⁀➷

Syazwan duduk bersama Syena di depan Jigme dan Jessy sementara Jesen sedang bermain dengan robotannya di depan televisi.

"Bang.. Maaf Saz bukan berniat jahat, tolong restui aku dengan Syena hm? Aku.. Aku benar-benar suka Syena, Bang jangan mempersulit aku.." mohon Syazwan.

𝐍𝐞𝐱𝐭 𝐋𝐢𝐟𝐞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang