Part 21

7.8K 739 104
                                    

"Haechan pergi"

Hanya itu yang di dengar oleh Ten, matanya tampak tidak fokus dengan Johnny yang ada disebelahnya. Terlambat, mungkin itu kata yang tepat atas penyesalan dirinya.

"Lalu bagaimana kondisi Mark?" Tanya Hendery.

Jeno menggelengkan kepalanya, "dokter bilang kondisinya sudah stabil dan harusnya tidak lama lagi sadar" jawab Jeno.

"Untung saja" bisik Hendery, "bagaimana bisa dia ceroboh seperti ini" ujar Hendery dan dalam nada bicaranya jelas terdengar kalau ia tengah kesal.

Xiaojun mengelus tangan Hendery, "namanya juga kecelakaan, ini takdir Hen" ujar Xiaojun menenangkan suaminya.

"Bubu telah memerintahkan orang-orang kami untuk mencari Haechan, namun mengingat keluarga Kim dan Moon mungkin akan menutup hal ini serapat mungkin, jadi kami berharap kalian juga akan membantu" ujar Jeno.

"Tentu saja, Haechan adalah adikku dan anak-anaknya juga bagian dari keluarga Seo" jawab Hendery seraya menatap pada Johnny yang mengangguk pelan.

"Kalau begitu kami permisi sekarang, kasihan bubu masih di rumah sakit menjaga Mark Hyung" ujar Jeno pamit, ia tadi datang bersama dengan Jaemin yang tampak fokus menatap pada satu foto.

"Apa yang kau lihat Jaemin?" Tanya Jeno.

"Foto anak kecil disana itu siapa?" Tanya Jaemin melihat seorang anak kecil.

"Foto anak kecil disana itu siapa?" Tanya Jaemin melihat seorang anak kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Itu Haechan" jawab Jeno yang membuat Jaemin tertegun.

"Dia Haechan?" Tanya Jaemin lagi memastikan, dan Hendery pun mengangguk membenarkan.

Mata Jaemin tampak berkaca-kaca sebelum ia mengalihkan pandangannya, "kenapa?" Tanya Jeno seraya memegang pipi Jaemin.

"Saat kecil aku pernah tenggelam dan aku ingat ada yang menyelamatkan ku" bisik Jaemin.

Ten tersenyum lembut, "kau masih ingat kejadian yang bahkan hampir 25 tahun itu" ujar Ten dengan nada pelan.

"Jadi itu benar-benar dia?" Tanya Jaemin dan Ten pun mengangguk.

"Maaf paman" ujar Jaemin pada Ten yang tampak bingung.

"Maaf kenapa?" Tanya Ten.

"Karena sempat membenci Haechan, padahal kalau tidak ada dia Jaemin mungkin tidak akan berdiri disini" ujar Jaemin pelan.

Ten dan Johnny memilih diam, mereka tidak berkata apapun karena mereka juga tidak bisa mengomentari hal seperti ini. Sebagai orang tua mereka gagal menjaga putra bungsu mereka, apa hak mereka berkomentar tentang hal itu.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang