Part 42

4.3K 485 14
                                    

Haechan menatap pada Mark yang sibuk menyuapinya, Haechan tidur selama 4 hari namun ia merasa telah hidup selama 40 tahun lebih. Haechan meninggal saat umurnya hampir 45 tahun, lebih tepatnya 9 tahun dari sekarang tragedi itu terjadi.

Namun banyak hal yang ia lupakan saat ia pertama kali bangun, ia lupa bagaimana pria ini dulu berusaha untuk memperbaiki hubungan mereka.

Tapi Haechan bersikeras tidak bersedia apalagi dengan dirinya yang telah begitu ternoda. Sudah begitu saat itu orang tuanya telah tidak ada, kejayaan keluarga Seo telah sirna hingga membuat Haechan tidak punya keberanian untuk bersama dengan Mark lagi.

"Kenapa melihatku begitu?" Tanya Mark dan Haechan hanya menggelengkan kepalanya.

"Selepas makan kau harus kembali beristirahat" ujar Mark yang membuat Haechan menatapnya dengan pandangan tidak setuju.

Mark memandang Haechan dengan tegas, "kau baru bangun, jangan melakukan hal-hal berat" ujar Mark.

"Hal berat apa sih Mark Lee, aku hanya ingin duduk di taman" ujar Haechan dengan nada dongkol, "lagipula aku sudah baik-baik saja, aku tahu dengan jelas bagaimana kondisiku" lanjut Haechan.

Mark tertegun dengan cara Haechan mengomel, selama ini sikap Haechan memang banyak berubah. Ia akan marah-marah pada Mark atau menjaga jarak, tapi barusan ia juga diomeli begitu saja.

Mark tertawa kecil yang membuat wajah Haechan tampak lebih buruk, "Baiklah hanya duduk" ujar Mark yang membuat Haechan berdecak.

"Tentang Huang Xuxi apa kau sudah menemukan sesuatu?" Tanya Haechan.

Mark sempat terdiam sebelum akhirnya ia menatap pada Haechan, "sebenarnya data tentangnya tidak ada yang aneh, hanya seorang pengusaha muda di Newyork" ujar Mark.

"Dan dia bersih" lanjut Mark yang Haechan cukup paham apa arti kata bersih yang sebenarnya. Itu tandanya ia tidak terlibat dengan hal-hal yang bertentangan dengan hukum.

"Wajahnya, apa kau melihatnya?" Tanya Haechan penasaran kenapa Mark masih tampak santai.

"Oh, belum" jawab Mark, "Jungwoo Hyung tidak dapat memperoleh fotonya sama sekali" lanjut Mark yang membuat Haechan tampak sedih.

"Wae?" Tanya Mark karena melihat respon Haechan yang tidak biasa.

"Jika kubilang Huang Xuxi adalah Jung Lukas apa kau akan percaya?" Tanya Haechan yang membuat Mark membulatkan matanya.

Mark tersentak pelan ia melupakan mimpinya yang telah melihat Lukas, nama Huang Xuxi tidak terlalu ia ingat karena itu saat Haechan meminta info tentang Huang Xuxi ia hanya merasa nama itu terdengar familiar.

"Oh Shit" pekik Mark seraya berdiri, dengan cepat ia meraih handphone miliknya dan menghubungi Jungwoo.

Haechan hanya duduk diam dan menatap Mark, tapi ia juga berpikir sejenak dan mengingat-ingat lagi agar ia bisa merencanakan apa yang harus ia lakukan.

Haechan bukan orang lemah, sikapnya juga bisa sangat licik. Kalau tidak bagaimana ia bisa menempeli Mark dan merencanakan hal gila sekalipun itu juga bagian dari rencana Yeri.

Beberapa bulan ini sejak ia merasakan kehidupan kembalinya, Haechan memang bersikap sangat baik hati. Dan tentu saja akan Haechan pertahankan hanya pada orang-orang yang baik padanya, namun untuk orang yang menyakitinya maka Haechan tidak boleh kembali lemah.

Haechan menggigit bibir bawahnya dan menatap penuh tekad ke arah jendela, sinar matahari yang menerpa wajahnya membuat Mark yang kebetulan tengah melihat pada Haechan langsung tertegun.

"Cantik" batin Mark kagum sebelum ia sadar ada yang perlu ia diskusikan dengan Haechan.

"Haechan" panggil Mark seraya berjalan mendekati Haechan dan ekspresi wajah Haechan pun kembali tampak normal, "ya" jawab Haechan pelan.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang