Part 62

2.2K 333 13
                                    

Tes
Tes
Tes

Darah segar yang terjatuh di lantai tidak membuat Lucas jijik sama sekali, ia malah memandang puas pada luka yang telah ia buat.

"AAKKKHHH-JUNG LUCAS BANGSAT" teriak Mingyu kesakitan, "cabut pisau itu brengsek" lanjut Mingyu lagi.

"Kau yakin?" Tanya Lucas, "bukankah wajah mu lebih baik dengan pisau itu yang menancap" lanjut Lucas.

Beberapa bawahan Yuta tampak menyeringai melihat dimana pisau itu tertancap, mata kiri Mingyu. "Wah dia jadi cacat" ceplos salah satu orang yang membuat yang lainnya tertawa.

Mingyu tidak punya waktu mengurus orang-orang yang menghina dirinya. "Cabut sekarang, kalau tidak kau akan menyesal" ujar Mingyu.

"Kau ini berisik sekali, tapi aku tidak mau mencabut lidahmu" ujar Lucas, "tidak seru kalau tidak mendengar teriakan kesakitan darimu" lanjut Lucas.

"SIALAN KAU JUNG LUCAS, DASAR TIDAK TAHU DIRI" teriak Mingyu marah.

Lucas malah tertawa mendengar ucapan Mingyu, karena ia merasa kalau ucapan Mingyu benar-benar lucu. "Aku tidak tahu diri?" Tanya Lucas sembari menunjuk dirinya sendiri.

"Astaga Kim Mingyu, kau hanya menggagalkan usaha bunuh diri ku" ujar Lucas, "aku tidak merasa berhutang nyawa padamu, karena jika aku tahu kalau eomma ku pada akhirnya harus mati karena ku maka aku lebih baik mati saat itu" Lucas berkata sembari mencengkeram dagu Mingyu dengan kuat.

"Kau tenang saja, aku pasti tidak akan membiarkan mu mati dengan mudah" ujar Lucas, "setidaknya kau harus rasakan bagaimana rasanya dihina dan disiksa" lanjut Lucas.

"Ah Yeri Noona titip salam untukmu" ujar Lucas, lalu ada seorang pria yang sama tuanya seperti Mingyu berjalan masuk.

"Anda siapa" orang-orang Yuta langsung menghadang pria itu.

"Dia bersama ku, dan aman" ujar Lucas.

Mingyu menatap waspada pada pria yang dibawa Lucas, "apa mau mu?" Tanya Mingyu.

Lucas menatap Mingyu kembali dan tersenyum,  "aku sudah bilang ini hadiah dari Yeri Noona" ujar Lucas.

Lucas mendekati pria itu dan menatap tas yang dibawanya, "kau bawa alat-alatnya?" Tanya Lucas.

Pria itu mengangguk seraya mengeluarkan berbagai macam benda dari tas tersebut. Hal ini langsung membuat Mingyu menatap Lucas dengan wajah bengis.

"Sialan, Jung Lucas bawa pria itu pergi" ujar Mingyu yang jelas-jelas merasa panik.

"UPS, sorry tapi Yeri Noona tidak akan senang akan hal itu" jawab Lucas, "lagipula kau tidak perlu sungkan, selama ini kau hanya tahu berada diatas dan tidak bisa mempertanggungjawabkan perbuatan mu maka sekarang silahkan mencoba berada di bawah" ujar Lucas sebelum pergi.

"LUCAS" teriak Mingyu marah.

Lucas menatap para bawahan Yuta, "kalian ingin bergabung atau menunggu di luar?" Tanya Lucas dan semua orang di ruangan itu langsung bergidik ngeri.

"Kami tunggu di luar"

Blamm

CTAZZZ

"AAAKKKKKKHH -MENJAUH DARIKU"

CTAAAZZZ

"AAAAKKK-KELUARKAK BANGSAT"

CTAAAZZ

"AAAAAKKKHH -AAARRGGGG"

Jujur saja para bawahan Yuta merasa ngeri dengan teriakan Mingyu. Di dalam otak mereka telah terbayang banyak adegan yang benar-benar mengerikan.

"Setelah selesai pastikan dia segera di obati, besok aku akan datang lagi" pesan Lucas sebelum berjalan pergi dan para bawahan Yuta hanya mengangguk sekilas.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang