Part 64

2K 314 24
                                    

Haechan menggigit bibir bawahnya dan menatap ruang rawat Chaeryeong dengan pandangan takut. Mark yang tahu tentang kegalauan Haechan pun memeluk pundak Haechan dengan erat.

"Tenanglah, Chaeryeong akan baik-baik saja" ujar Mark.

"Dia tidak mengenali, dan kau bisa mengatakan bahwa Chaeryeong akan baik-baik saja" ujar Haechan sinis. "DIA TIDAK KENAL AKU MAMANYA MARK LEE" teriak Haechan keras.

Grep

Mark memeluk Haechan dengan erat, "kita tunggu hasil pemeriksaannya ya, lagipula yang penting Chaeryeong sudah bangun" ujar Mark.

Haechan akhirnya menjadi lebih tenang, dan memang benar seperti apa yang Mark katakan. Yang penting Chaeryeong sudah bangun, untuk kedepannya bisa di pikirkan nanti.

Cklek

Haechan dan Mark langsung mendekati dokter yang telah memeriksa Chaeryeong. "Bagaimana dokter, apa yang terjadi pada putriku?" Tanya Haechan tidak sabar.

Pria di depan Haechan menghela nafasnya dalam-dalam, "kita bicarakan di ruangan saya, ada hal penting yang harus saya bahas" ujar sang dokter.

*

Chaeryeong menatap pada Haechan dengan pandangan penuh minat, berbanding terbalik dengan Haechan yang menatap putrinya dengan wajah sendu.

"Jadi anda mama ku?" Tanya Chaeryeong antusias dan Haechan mengangguk.

"Mama" panggil Chaeryeong sembari memegang tangan Haechan, perasaan Haechan langsung tersentuh saat melihat raut polos putrinya.

Haechan lalu duduk di samping Chaeryeong dan mengusap sayang kepala Chaeryeong, "mama senang kau sudah bangun dan bisa tersenyum lagi" ujar Haechan seraya mencubit pelan pipi Chaeryeong.

"Lalu mama apa keluarga kita ada yang lain?" Tanya Chaeryeong.

Mark menunjuk dirinya sendiri namun sayangnya sejak tadi putrinya ini seperti tidak tertarik untuk mengenalnya. "Ada papa juga sayang" ujar Mark dan Chaeryeong hanya mengangguk seadanya.

Haechan tersenyum menatap pada Mark yang tampak kecewa, ia kembali melihat pada Chaeryeong dan berkata, "kau masih punya dua adik lelaki, lalu paman dan bibi dari mama dan papa, juga kakek dari papa" ujar Haechan.

"Lalu kakek dari mama?" Tanya Chaeryeong yang membuat Haechan terdiam sesaat sebelum akhirnya ia tersenyum.

"Ada mama punya mama angkat" jawab Haechan dengan senyum sendu, Chaeryeong merasa ia telah salah berbicara dan langsung memeluk Haechan dengan erat.

"Mama maaf, jangan marah ya" ujar Chaeryeong.

Haechan sontak mengusap lembut punggung Chaeryeong, "mama tidak marah, hanya saja kalau mengingat kedua orang tua mama itu membuat mama sedih" jawab Haechan.

Chaeryeong melepaskan pelukannya dan menatap Haechan, "Chaeryeong tidak akan bertanya tentang orang tua mama lagi, aku janji" ujar Chaeryeong dengan nada bersungguh-sungguh.

Mark menatap Chaeryeong dengan pandangan dalam, sejak dulu Chaeryeong selalu tidak suka melihat Haechan sedih. Tapi bahkan saat ingatannya pun tidak ada, Chaeryeong masih tidak suka.

"Entah seperti apapun, kau tetap menjadikan Haechan hal paling penting dalam hidupmu" batin Mark.

"Tapi mama kenapa cari suami sepertinya, dia tidak seperti orang baik" ujar Chaeryeong sembari menatap Mark dengan pandangan menghina.

Mulut Mark rasanya ingin memarahi putrinya tersebut, namun ia tahu kalau ia memusuhi Chaeryeong yang ada Haechan akan marah dengannya.

"Hahahahhaha" Haechan tertawa, tawa lepas yang beberapa hari ini telah hilang karena duka yang begitu dalam. Hal ini membuat Mark sampai tertegun dan memandang Haechan dengan pandangan terpesona.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang