Chenle dan Chaeryeong menatap datar pada sosok Mark yang tengah berdiri di depan gerbang sekolah mereka. Tepat saat itu Mark juga melihat pada keduanya dan langsung tersenyum.
Tangan Mark melambai pada keduanya namun dengan acuh keduanya berjalan melewati Mark. Mark tidak marah dan hanya tersenyum kecil akan hal itu seraya berlari mengejar keduanya.
"Hay papa parkir mobil disana" ujar Mark tapi keduanya hanya diam seraya berjalan kearah lain.
"Bukannya taksi jarang lewat disekitar sini" ujar Mark yang membuat Chaeryeong dan Chenle menatap Mark dengan tatapan kesal.
Mark mengulum bibirnya karena mencoba menahan tawa, "tapi serius kalian tidak mau pulang dengan papa, ada kejutan loh" ujar Mark lagi dengan nada membujuk.
Karena keduanya diam Mark pun hanya diam di tempatnya, ia mengirim pesan pada Haechan tentang hal ini.
Setelah menunggu selama 10 menit pada akhirnya Chaeryeong menyerah, ia benar-benar tidak betah dengan udara panas.
"Dimana mobilnya?" Tanya Chaeryeong dan Mark pun menunjuk pada sisi seberang mereka.
Chenle dan Chaeryeong akhirnya berjalan ke arah mobil yang di tunjuk oleh Mark. Tapi keduanya tertegun saat membuka pintu belakang dan melihat keberadaan Haechan.
"MAMA" pekik keduanya dengan ekspresi bahagia. Tanpa menunggu keduanya langsung masuk ke kursi belakang dan memeluk Haechan. Mark yang melihat itu pun hanya tersenyum seraya ikut masuk ke dalam mobil. Tapi Mark tampak seperti supir bagi anak dan istrinya sendiri. Pemandangan ini masih sempat dilihat oleh Akira, ia tampak kesal karena melihat Chenle dan Chaeryeong yang bahkan harus satu mobil.
"Apa sih hubungan mereka sebenarnya" batin Akira, ia jelas tidak akan percaya kalau mereka adalah saudara. Karena keduanya juga tampak tidak mirip satu sama lain.
*
Di dalam mobil Haechan tersenyum bahagia saat melihat Chenle dan Chaeryeong yang memeluk tangannya dengan erat."Ma, apa mama sudah sehat?" Tanya Chenle khawatir.
"Mama sehat kok" jawab Haechan.
"Kapan mama bangun?" Chaeryeong pun ikut bertanya.
"Pagi ini" jawab Haechan.
"Papa harusnya tidak membawa mama menjemput kami" ujar Chaeryeong menyalahkan Mark yang hanya diam tidak menjawab apapun.
Haechan tertegun melihat sikap permusuhan yang di tunjukan oleh Chaeryeong.
"Lain kali jangan gunakan mamam untuk kepentingan papa sendiri" Chenle pun ikut berkomentar dan Mark hanya menganggukkan kepalanya pelan.
Haechan menatap pada Mark dengan pandangan sendu, ia tidak menyangka saat tidak sadar hubungan anak-anaknya dan Mark menjadi seperti ini. Tampaknya Haechan harus berbicara secara pribadi dengan kedua anaknya nanti.
****
Sungchan menatap pada eommanya dengan tatapan bingung, wajah eommanya nampak sedih namun juga tampak gembira disaat bersamaan.
"Sungchan, bisakah kau temani eomma pergi ke Newyork?" Tanya eomma Sungchan.
"Newyork? Untuk apa eomma?" Tanya Sungchan bingung.
Eomma Sungchan seketika mengeluarkan handphone miliknya dan menunjukkan sebuah foto. Mata Sungchan tampak membulat saat melihat sosok yang terbaring dengan banyak alat kesehatan di tubuhnya.
"Dia..." Sungchan tidak sanggup berkata apapun.
Eomma Sungchan mengangguk pelan, "benar, dia hyungmu" ujar eomma Sungchan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
FanfictionMenyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal. Karena tidak cukup sekedar nyawanya, namun nyawa berharga lain juga harus ia korbankan.