Suara air laut terdengar di tengah kesunyian malam, langkah kaki yang beradu dengan air pun menjadi iringan suara air laut.
"Haaaaah-bocah sialan" umpat seorang pria setelah ia mencapai tepi pantai. Matanya memandang jauh ke arah laut, "mati saja kalian dasar bocah keparat" umpatnya sebelum berjalan pergi dengan santai.
*****
Winwin berlari dengan kencang saat ia melihat Renjun yang dipapah keluar, dengan cepat ia meraih putranya dan memeluknya dengan erat."Ma, Haechan masih di dalam" ujar Renjun dengan nada lemah.
"Ya, banyak orang yang sedang berusaha membantunya" Jawab Winwin menenangkan Renjun. Ia tahu seberapa sayang Renjun pada Haechan, buktinya putranya ini belum melihat adiknya namun yang ia khawatirkan malah Haechan.
Tidak lama Jaemin juga keluar bersama dengan Jeno dan Xioajun. Xioajun langsung menatap sekitar dan merasa panik saat tidak bisa menemukan keluarganya yang lainnya. Keponakannya, Haechan, dan juga kedua mertuanya.
"Apa belum ada yang keluar selain kami?" Tanya Xioajun.
"Aku tidak tahu, tapi Doyoung tadi ke rumah sakit karena sepertinya ada yang terluka" jawab Winwin.
"Siapa?" Tanya Xiaojun tidak sabar.
"Seorang gadis muda sepertinya" jawab Winwin.
"Itu Chaeryeong" bisik Xiaojun dengan perasaan gusar. Ia hampir bertanya lagi namun suara dari tim penyelamat mengatakan bahwa ada yang keluar lagi.
Disana terlihat Mark menggendong Haechan dengan susah payah saat keluar dari rumah keluarga Doyoung. Ia hampir ambruk sebelum Jeno dengan cepat bergerak menangkap Haechan.
"Hyung" panggil Jeno.
Mark melihat sekitar dan tatapannya jatuh pada sekumpulan para petugas pemadam, "Titip Haechan" ujar Mark dan Jeno pun hanya mengangguk singkat.
"Tolong, mertuaku ada di dalam" ujar Mark pada salah seorang petugas.
"Baik pak, dimana posisi mertua anda?" Tanya petugas tersebut.
"Lantai dua, mereka ada di lantai dua" ujar Mark.
Petugas itu menatap Mark dengan pandangan iba, "baik kami akan segera mengevakuasi korban" jawab petugas itu.
"Bisakah aku ikut?" Tanya Mark penuh harap.
Petugas itu sebenarnya ingin menjawab dengan tidak, apalagi dengan keadaan Mark yang tampak mengenaskan.
"Baik" jawab petugas itu.
Mark benar-benar masuk kembali dengan kondisi api yang sudah padam, posisi pasti Johnny dan Ten Mark tidak ingat karena tadi api ada di mana-mana. Tapi yang jelas ia tahu bahwa mereka tadi berada di lantai dua.
"Mommy-daddy" teriak Mark keras.
"Kami menemukan seseorang"
Suara itu langsung membuat Mark berlari ke asal suara, "HENDERY" teriak Mark.
Ia hampir menyentuh Hendery sebelum seorang perawat telah memasang masker oksigen pada Hendery.
"Keadaannya sangat lemah, kita harus segera membawanya ke rumah sakit" ujar salah seorang petugas.
"Kami menemukan dua orang tidak bernyawa diatas"
Kata-kata ini membuat Mark menatap lantai atas dengan tatapan terkejut, kakinya langsung berlari dengan cepat untuk naik ke atas tangga.
Bruk
Tubuh Mark langsung lemas seketika ia terjatuh dan duduk sembari memandang hampa pada dua jasad yang ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
FanfictionMenyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal. Karena tidak cukup sekedar nyawanya, namun nyawa berharga lain juga harus ia korbankan.