ADK 82

1.1K 103 80
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

(اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ مُحَمَّدٍ)

Setelah sholawat baca istigfar dulu ya guys...
Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah,

Baca part ini jangan terlalu menghayati ya besty!

jangan lupa pencet bintang yang dipojok yuk guys sebelum baca

Udah di baca belum Al-Qur'an nya? Jangan sampai baca ini tapi belum di baca Al-Qur'an yaaa.

Tandai typo

Mohon maaf bila tidak dapat feel nya

Note: part ini mengandung percepatan waktu✌🏻

Happy Reading

🌼🌼

Dua pekan berlalu. Abqary sudah di izinkan untuk pulang. mereka berdua baru saja sampai di rumah. Alya mendudukan dirinya di kursi. Sudut bibirnya tertarik ke atas seraya memandang wajah suaminya.

"Besok kita menghadiri perpisahan nya ara kan ?"tanya Alya.

"Iya. Kamu tidak apa-apa, jika datang ke pondok."mengingat Alya terakhir kali di pondok mengalami hal buruk.

"Enggak ada yang jahat lagi kan ?"tanya Alya.

"Tidak,"balas abqary.

"Oke, Alya mau ikut !"ucapnya antusias.

"Kaka sekarang mau tiduran di kasur ? Apa mandi ? Makan ?"tanya Alya berturut-turut membuat abqary terkekeh.

"Kaka tidak ingin berbaring. Kaka mau di sini saja sambil baca buku,"ucap abqary membuka bukunya.

"Alya minum sebentar ya. Kaka jangan pergi-pergi dulu,"pesan Alya sebelum melangkah pergi ke dapur.

Selesai minum Alya kembali ke ruang tengah. Ia berdecak ketika tidak menemukan abqary di sana."Ish ! Baru di tinggal bentar. Udah hilang aja !"

Alya melangkah kakinya menuju kamar. Ia menatap abqary yang tengah berkutat dengan laptop.

"Kaka ngapain ?"tanya Alya menghampiri suaminya. Perempuan itu melihat apa yang tengah di lakukan suaminya.

"Ya Allah... Nampyeon. Ada kak zafran loh yang mengurusnya! Nampyeon belum sembuh, jangan mengurus pekerjaan,"ucap kesal Alya, mengambil laptop di pangkuan abqary.

"Kasian zafran lho dek. Lagipun, saya tidak apa-apa,"ucap abqary hendak mengambil laptop nya kembali, namun Alya justru menjauhkan nya.

"Tapi kaki-"

Abqary mencebik,"Jangan terus menganggap saya sakit, karena lumpuh. Saya tahu kaki saya tidak bisa di gerakkan. Tapi tubuh saya yang lain, bisa. Saya bisa melakukan kegiatan apa yang biasa lakukan dengan kaki lumpuh ini,"ucapnya menyadarkan Alya jika dirinya mungkin melukai perasaan suaminya.

Alya dan KehidupannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang