28.

8.8K 833 68
                                    

"Diam bukan berarti tidak peduli."
.
.
.
.
[The Labyrinth-Niviro🎶]
🦊🦊

Sejatinya, sikap yang dia perlihatkan bukan tentang sebuah penolakan. Sejauh mana batas yang dia berikan, ada hal yang menjadi pengikat. Untaian tak kasat mata, tapi tidak akan pernah bisa lepas seberapa kuat menghalanginya.

"Om, kita tunggu anak-anak Antraxs dulu. Kita enggak bisa masuk gitu aja." Pemuda dengan raut yang datar, tapi terdengar jika dia khawatir. Menatap rumah yang halamannya di penuhi oleh banyak motor.

Pria dengan kemeja putihnya, sorot mata yang beku. Tidak bisa di gambarkan emosi yang sebenarnya. Namun sangat mengerikan.

"Hanya kumpulan anak berandalan," balasnya dingin. Melirik sejenak tangan kanannya.

Pria itu menunduk kecil, menatap 3 pemuda yang mengantar mereka sampai sini. "Tidak perlu khawatir, dan tolong jangan ikut campur. Cukup melihatnya."

Danu dan Kenzo saling pandang dengan horor. Mereka belum tau alasan Sadam datang ke mari. Ada satu kemungkin, pria itu akan menuntut mereka yang menganggu Tara. Ingat dengan kasus Yoga waktu itu. Namun, ini terlalu gila. Dia langsung datang ke markasnya.

Daniel tidak bisa kata apapun, dia tau Sadam sosok yang rumit. Sama seperti Nalen, walau dia sudah mengertinya. Tapi, pria ini tidak bisa gapai bagaiman sebenarnya jalan pikirannya. Bagaimana hatinya untuk orang lain. Dia terlalu dingin.

Sadam melangkah lebih dulu, mendekati pintu masuk rumah tersebut. Mereka hanya mengikuti dengan diam, seperti apa kata tangan kanannya.

Terdengar tawa banyak remaja di dalam sana. Beberapa percakapan random yang tidak perlu di dengar. Mereka nampak hanya berkumpul biasa.

Lex, tangan kanan pria itu melihat ponselnya. 5 foto pemuda yang telah dia dapatkan identitasnya. Pelaku yang menganggu Tuan mudanya.

Sadam diam sejenak di depan pintu. Netra pria itu berubah begitu dingin. Lebih pekat, dengan aura yang sangat gelap.

'Brakk..

Semua orang kentara terkejut, bahkan mereka yang ada di dalam rumah. Bagaimana pria itu menendang nya, sekali langsung membuat nya terbuka kasar. Bahkan, engselnya lepas.

"Woyy!!"

"Siapa Lo!?"

"Om-om kenapa nyasar kesini!?"

"Sialan! Gua kaget!"

Sadam melangkah masuk dengan dingin. Netra gelapnya meliar, melihat ada 25 pemuda. Mereka yang kini berdiri, menatap dia siaga. Terlebih ada 3 inti geng Antraxs di belakangnya.

"Anak-anak berandalan, berani sekali kalian membuat putra ku menangis." Nada yang begitu dingin, membawa hawa beku. Membuat tubuh mereka merinding bersama. Beberapa nampak sudah menelan ludah takut.

"Om ngelindur?"

"Nangis? Cengeng banget anaknya."

Beberapa tertawa, entah apa yang lucu padahal sudah terlihat jelas sorot mata membunuh pria itu. Sadam bahkan menggeram tertahan, berurusan dengan bocah sok jagoan seperti mereka cukup menguras tenaga.

CHARMOLIPI [χαρμολύπη] || END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang