-2-

28.4K 929 39
                                    


Hari terus berlalu, entah kenapa aku merasa bahwa Fabri lah yang telah menjadi suamiku. Namun perasaanku ini tak yakin bahwa dia yang membuat bayi ini. Aku hanya feeling dialah yang cocok menjadi ayah dari bayi ini entah kenapa.

Aku tak tau akan dikemanakan ini bayi, semakin hari semakin bertumbuh besar. Yang bisa aku lakukan sekarang adalah menaruhnya di bak bayi di kamar adikku yang terletak di sebelah kamar orangtuaku. Jujur aku sangat takut ketika mereka melihat ada bayi dirumah ini dan bertanya anak siapa ini?

Jika aku menjawab ini anakku, apa yang akan mereka lakukan?

Menendangku dari rumah?

Mengusirku?

Atau bahkan tidak akan menganggap aku anaknya lagi? Entahlah aku bingung.

Sampai suatu ketika Bapakku sedang bermain computer dengan asyiknya di ruang keluarga yang memang dekat dari kamar adikku yang sekarang menjadi kamar bayi mungilku ini, dan si mungil ini menangis.

Aku tidak tahu dia menangis kenapa. Aku panik dan sangat panic, dengan terburu buru aku memasuki kamar itu dan terlihat dia sudah tumbuh cepat sekali seperti anak berumur 2 tahun. Padahal aku melahirkannya baru saja 2 hari yang lalu. Bagaimana ini???

***

*tok tok tok

Suara ketukan pintu ruang praktet Dokter Alya berbunyi. Yup, aku sedang berada di Rumah sakit ibu dan anak tempat Dokter Alya praktek.

"Hai Leinna, apa kabar? Udah seger aja nih ibu baru hehe.." Sambut Dokter Alya ketika aku baru memasuki ruangannya. Dia memang terkenal sangat baik dan ramah.

"Baik dok, tapi ada suatu keanehan yang baru saya sadari." Ucapku gugup, karena kau tau ini bukanlah keanehan kecil, ini sebuah keanehan besar. Sangat besar bagiku.

"Aneh apanya sayang? Masih bingung siapa bapaknya? Gausah dipikirin dulu, kamu gedein dulu aja anak kamu itu." Ucap Dokter Alya yang langsung berpikir bahwa aku masih belum bias menerima bayi ini.

"Bukan begitu dok, saya baru sadar bahwa selama 9 bulan belakangan ini siklus mensruasi saya masih berjalan tepat waktu. Itulah yang membuat saya tidak yakin bahwa saya hamil." Jelasku panjang lebar dan hanya terbalaskan oleh raut wajah yang sangat kaget.

Aku tau, siapapun yang mendengar ini tidak akan percaya, namun aku punya bukti bahwa kejadian ini menimpa diriku. Jadi, percaya atau tidak semuanya nyata dan terjadi.

"APA?! Bagaimana bisa terjadi? Tidak mungkin, dari jaman nenek saya belum lahir yang namaya hamil itu ga menstruasi sayang... Kamu mungkin lupa." Jawabnya dengan wajah yang masih terlihat tidak percaya.

"Ohiya, hal apalagi yang mungkin masih membuatmu tidak yakin jika ini kehamilan normal?" Lanjutnya dengan bertanya seakan akan ini sema adalah kisah dongeng yang tidak akan nyata.

"Anak saya dok, Sherrylia Puspita, dia tumbuh dan berkembang sangat cepat. Tidak seperti bayi bayi pada umunya. Badannya sudah besar seperti anak umur 2 tahun, walaupun memeang dia belum bisa berbicara." Jelasku.

"Hal aneh apalagi yang terjadi pada dirimu nak? Sungguh, saya tidak bisa mempercayainya. Saya belum bisa menjawab untuk hal ini, next time jika saya sudah mengetahui jawabannya saya akan memberitahukan secepatnya."

Tuhan... Dosa apa yang telah kuperbuat? Salah apa aku sehingga engkau memberikanku kutukan seperti ini?

Apakah masalah seperti ini masih ada jalan keluarnya? Aku tidak yakin.

"Oh... kalau begitu, terimakasih dok aas waktunya."

"Ya sama sama, santai aja Leinna." Balasnya dengan memberikanku senyuman manis terakhir sebelum aku pergi meninggalkan ruangannya.

***

Hari terus berganti, entah kenapa tubuh Sherryl makin hari makin membesar. Untungnya kedua orangtuaku lagi tugas keluar kota, dan adikku SMA di boarding school. So? Aku sendirian, ya ga sendiri sih kan ada si dede Sherrryl.

Entah apa yang ada dipikiranku memberikan nama untuknya 'Sherrylia Puspita' kupikir nama itu unik dan lucu.

*Tengnong

Suara bel rumahku berbunyi, pertanda ada tamu di depan pagar.

Jujur, sebenarnya aku sedikit takut untuk membukakannya. Namun, mungkin saja dia temanku yang ingin menginap dirumahku dan yah, aku ada teman setidaknya untuk mengurus si kecil Sherryl ini.

"Haiiiii, apakabar lo? Sherryl mana?"

Fyuh, ternyata Nadya yang datang. Seperti dugaanku, dia ingin mneginap mungkin untuk beberapa malam, karena dia sendiri di kostannya.

"Eh lo percaya ga sih kalo anak yang baru gue lahirin seminggu yang lalu udah segede ini?"

Memang, 7 hari sudah Sherryl muncul ke dunia yang kejam ini, dan yup, dia seperti anak berusia 7 tahun. Aku bingung, mau bagaimana anak ini nanti ketika kedua orangtuaku kembali nanti?

"Hah? Gila lo, ini anak orang apa anak setan dah? Cepet amat numbuhnya, besok lo ikut gue ke dukun fix, no bantah!" Ancam Nadya

"Apadeh lo, kaga ah. Gue ga percaya gitu gituan. Tunggu Tuhan jawab aja nanti, ga level gue ke dukun dukun."

Gila kali tuh anak, se bingung bingungnya gue gak akan deh mau ikut ke dukun. Apapun kamu, gimanapun kamu, kamu tetep buah hatiku walaupun belum tau kamu datang dari mana.

***

Heyy readersss, sorry banget gue baru update sekarang.

Sumpah idenya tuh pendek banget, dan gamungkin kalo gue jadiin satu part doang.

Jadi mungkin ya satu partnya bakalan pendek pendek dan jarang update soalnya lagi sibuk banget nih banyak tugas. Ini aja ketik kebut semalam hahaha..

Thank's for reading yaa, don't forget to vote and comment guys :*

GH

Bastard!Where stories live. Discover now