-7-

15.7K 683 13
                                    

[Leinna]

Hari ini hari yang cukup menegangkan bagiku.

Seperti perintah papa kemarin kalau hari ini aku akan diajak ke dokter kandungannya mama saat melahirkan aku.

Katanya sih dokternya udah senior banget makanya papa percaya banget sama dokter itu.

Hasilnya akan seperti apa nanti aku tidak tahu, aku hanya mengikuti arus air yang mengalir bagaikan kehidupanku sekarang ini, aku tidak bisa berbuat apa apa lagi. Bukannya aku putus asa, toh apapun yang aku perbuat tetap salah dimata kedua orang tuaku karena dia merasa aku sudah tidak bisa jaga diri dan memegang amanat lagi.

Aku hanyalah sampah di keluarga ini.

Sekarang aku sudah berbaring di tempat pemeriksaan dokter andalan papa itu.

Disini aku didampingi seluruh keluargaku, kecuali anakku. Sherryl.

"Kata Pak Marjuna kamu hamil diluar nikah, benarkah itu?" Tanya dokter Ary yang sangat pas mengenai hatiku dan langsung terluka. Hebat, kau tepat sasaran dok.

"Sepertinya, tapi saya tidak pernah melakukannya sungguh." Jawabku dengan sangat tidak semangat karena aku tahu mau bagaimanapun aku membela diri ini, tidak akan ada yang percaya. Wanita mana yang mau mengakui dia hamil tanpa bapak? Dan siapa yang percaya kalau dia tidak pernah melakukan hubungan tetapi dia sudah memiliki anak yang keluar dari rahimnya.

"Saya pikir omongan kamu bisa dipertanggungjawabkan." Pernyataan aneh yang sangat membingungkan dari dokter itu membuat keningku berkerut dan tak tahan untuk melontarkan sebuah pertanyaan.

"Maksud dokter?"

"Sepertinya apa yang kamu bicarakan bahwa kamu belum pernah melakukan hubungan itu memang benar. Kamu terlihat masih virgin."

Tuhan, pernyataan macam apa yang telah dilontarkan oleh dokter Ary?

Hanya dia satu satunya orang yang percaya tentang omonganku.

Dia, seorang dokter yang sangat senior yang sangat dipercayai papa saja bilang aku masih virgin. Kenapa papa yang tidak terlalu pandai dengan 'kevirginan' wanita ngotot bahwa aku telah kehilangan keperawananku?

"Serius dok?" Tanyaku dengan sangat terharu sehingga tanpa sadar aku telah menitikkan air mata ke pipiku yang mulus ini.

Dokter Ary mengangguk dengan sangat mantap dan dia mulai membuka gorden yang menutupi ruang periksa ini lalu bersiap menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Bagaimana dok?" Papa langsung membuka mulut saat dokter Ary baru saja menyentuh kursinya.

Dokter Ary tersenyum kepada kami terutama papa yang bersikeras bilang bahwa aku ini sudah kehilangan keemasanku.

Namun, let's see together dad haha

"Anak bapak masih terjaga keperawanannya." Jelas dokter Ary sambil menebarkan senyum kepada kami semua.

Tak kusangka, respon papa bukannya tersenyum namun dia melotot dan langsung berdiri dari tempat ia duduk dan berkata,

"Bagaimana bisa dok? Coba periksa sekali lagi dan saya ikut ke dalam! Saya tidak percaya!" ucapnya lantang dengan nada penuh emosi.

"Apakah bapak punya bukti yang kuat?" Pertanyaan berbalik yang dilontarkan oleh dokter Ary kepada papa secara tenang.

"Leinna sudah melahirkan anak, dan sekarang anaknya kurang lebih sebesar dia, bahkan umurnya hampir sama!" Jawab papa dengan sangat lantang dan reaksi dokter Ary hanyalah mengerutkan sedikit keningnya tanpa berteriak ataupun menunjukkan ekspresi kagetnya secara berlebihan.

Bastard!Where stories live. Discover now