-11-

21.2K 706 97
                                    

Leinna P.O.V

Sudah 3 bulan sejak kepergian Sherryl dari hidupku.

Terkadang aku merasa sedih ketika taka da lagi senyuman manis darinya yang menghibur hari hariku.

Namun disisi lain aku merasa tidak nyaman dan merasa Sherryl selalu mengikutiku kemanapun aku pergi.

Mungkin memang ia mengikutiku, entahlah aku tidak tahu. Jikapun iya, lalu kenapa? Kita sudah berbeda dunia.

Yang sangat aku takuti adalah ia terus menerus memanggil namaku, terkadang aku senang diingat olehnya, mungkin sekaang ia sedang menceritakan pengalamannya kepada teman teman barunya. Tapi panggilan itu sesekali membuatku merinding dan aku merasa tidak nyaman dengan hidupku.

Sempat aku ke dukunnya Fabri dan katanya memang Sherryl tidak bisa lepas dariku.

Dia ingin selalu mengikutiku, tapi tidak dengan cara seperti ini.

Cukup dia bilang dengan teman teman sebangsanya untuk jangan menggangguku dan dia menjauhiku itu saja sudah cukup menolong bagiku.

Akupun sempat satu kali berbicara dengan Sherryl dalam dunia berbeda, namun dia tetap ngotot untuk menjagaku. Entah apa alasannya ia tidak pernah memberi tahu.

Jujur aku sangat lelah dan ingin rasanya menyusul ke dunia Sherryl agar dia puas menemuiku setiap harinya.

"Mungkin ini saatnya gue nyusul Sherryl."

Yup, aku mencoba untuk bunuh diri.

Sekarang aku berada di roof top gedung tertinggi di kotaku ini.

Untungnya tidak ada yang tahu keberadaanku sekarang ini termasuk sahabat terdekatku, Nadya.

"Selamat tinggal dunia yang penuh dengan kekacauan, kekecewaan, kehancuran, dan ketidak adilan." Ucapku untuk yang terakhir kalinya dan akupun merasakan angin yang menerpa badanku sangat kencang, kakiku tidak bersentuhan dengan lanti roof top lagi.

Aku melayang.

Dari ketinggian 1 kilometer dari permukaan laut.

Aku merasa sudah bebas dan melupakan semuanya.

Aku bahagia, sangat bahagia.

Akhirnya bisa-

Ah tidak, itu daratan! Cepat sekali aku terjun, sebentar lagi tubuhku akan hancur berkeping keeping di daratan.

Dan ARGHHHH!... --------

***

Leinna!!!!

Leinnaaa!!!

Bangun sayang bangun!!!

'Astaga, dimana aku? Mataku terasa buram dan nah itu dia kedua orangtuaku.

Ya Tuhan aku lupa, aku kan baru saja menjalankan operasi patah tulang setelah kecelakaan mobil kemarin."

"Alhamdulillah kamu udah bangun." Ucap mama.

"Ya Allah nak, papa kangen banget sama kamu. Makanya lain kali bawa mobil hati hati ya. Mulai detik ini papa sewain driver buat kamu sayang." Ucap papa.

"U-Ud-udah berapa lama aku koma kayak gini pa?"

"Sekitar 2 bulanan, ohiya kayaknya selama 2 bulan ini kamu banyak sekali bergerak dan kelihatan gelisah gitu. Kenapa?" Tanya mama.

Mamaku memang seorang psikolog handal yang bisa membaca gerak gerik seseorang termasuk aku, anaknya.

'Gelisah? Astaga, Ya Tuhan. Jadi yang selama ini bikin aku gelisah mimpi itu. Mimpi terpanjang yang pernah aku alami seumur hidupku. Mimpi menyeramkan, sangat menakutkan. Mudah mudahan itu benar benar hanya mimpi yang tidak akan muncul dalam kehidupan nyata.

Lagian nama sahabatku tidak ada yang bernama Nadya, Varsya, Fabri. Dan aku tidak memiliki adik perempuan. Aku hanya mempunyai satu kakak lelaki yang sangat tampan.

Alhamdulillah Ya Allah, akhirnya engkau menyelamatkanku dari kecelakaan maut 2 bulan yang lalu dan meloloskanku dari koma yang diisi dengan mimpi yang sangat membuatku merinding.'

"Aku gak apa apa kok mah." Jawabku sambil tersenyum.

***

Hello readers...

Gimana ceritanya?

Menurut kalian itu surprise, bikin kesel, seru, atau malah gak jelas?

Gue sih niatnya mau bikin ending yang unpredictable banget, tapi ya Karen gue masih pemula ya inilah salah satu cerita gue yang mungkin gak mainstream dan unpredictable ending.

Thankyou buat waktunya udah baca.

Mudah mudahan kalian tetep jadi readers setia gue.

MWAH :*

t


Bastard!Where stories live. Discover now