-10-

15.6K 609 8
                                    

­-Dia tidak akan mati sebelum dunia ini kiamat."

Jujur aku tidak tahu ingin berbuat apa, rasanya aku sangat ingin mengakhiri hidup ini.

Tuhan, tolonglah tunjukkan jalan yang benar kepadaku.

Janganlah engkau menghukumku atas zinah ini.

Aku, ya aku, korban yang sangat menderita.

"Jadi ini balasan dari lo atas persahabatan yang udah kita jalin selama bertahun tahun Fab? Lo tega! Lo bener bener tega sama gua. Mending lo perkosa gua secara normal daripada lo perkosa gua dengan bantuan jin yang akhirnya malah bawa petaka kayak gini.

Mungkin awalnya gua sayang banget sama Sherryl, tapi sekarang, setelah gua tau dia bukan pure manusia gua takut Fab. Terus kalo gua udah takut kayak gini siapa yang bakal jagain Sherryl? Apakah elo? Apakah manusia macem lo gini bisa tanggungjawab atas perbuatan 'GILA' lo ini?

HAHA, gua rasa sih enggak ya." Ucapku dengan lantang yang berhasil membuat sebutir air mata menetes dari mata kanan milik Fabri.

"Sabar Len sabar," Ucap Nadya memberikanku ketenangan.

"Gimana gua bisa sabar sih? Coba lo di posisi gua, gaenak Nad gaenak." Balasku disusul dengan banjir yang baru saja tumpah dari kedua bola mataku.

"Udah udah, gue tau lo strong kok, lagian gak ada juga manusia di dunia ini yang mau ada di posisi lo kayak sekarang ini. Mungkin salah gue juga udah ninggalin lo malam itu."

Yup, mungkin Nadya terhasut oleh dayang-dayang Fabri, yaitu jin.

"Oke oke, mungkin rapat hari ini sampai disini aja ya. Udah malem dan suasana makin panas, gaenak didengerin tetangga. Kasian juga Sherryl kayaknya lagi tidur deh. Fabri, Varsya makasih ya udah mau jujur ke kita disini. Nadya juga, tolong temenin Leinna ya malam ini kasihan dia butuh pendamping." Akhirnya mama memutus pertengkaran ini, lebih tepatnya sidang sih ya.

Oke, mama benar mungkin malam ini aku butuh Nadya disampingku. Tapi, apakah dia bersedia?

"Iya tante, maafin saya ya sekali lagi. Saya akan bertanggungjawab atas semuanya, saya akan lakukan apa yang tante inginkan demi Leinna. Maafkan saya." Kata maaf yang terus berulangkali terucap dari mulut Fabri diiringi dengan raut wajahnya yang benar benar menyesal atas segala perbuatannya.

Sungguh aku tidak tega melihatnya.

"Iya tante, saya pulang dulu ya. Maafkan kami." Susul Varsya, dan tak lama mereka keluar dari rumah ini.

"Nad, kamar yuk? Gue capek banget, mau istirahat." Ajakku, dan dibalas dengan anggukan Nadya.

Akhirnya aku bisa istirahat juga.

***

Sherryl P.O.V

Apa benar aku ini anak jin?

Pantas saja aku tumbuh dan berkembang sangat cepat dan berbeda dengan yang lain.

Pantas saja aku merasa dirumah ini banyak sekali teman temanku yang kurasa hanya aku yang bisa melihatnya. Karena seringkali kulihat teman temanku ditabrak begitu saja oleh mama, tante Nadya, nenek, dan kakek.

Jika memang benar apa yang dibicarakan papa tadi bahwa aku tidak akan mati sebelum kiamat, lantas siapa yang akan mengurusku setelah keluarga kecilku meninggalkan dunia ini?

Apakah aku benar benar sendiri?

Atau....

Lamunanku sesaat terhenti ketika aku melihat seorang wanita cantik seperti bidadari muncul dihadapanku.

"Kamu siapa?" Tanyaku dengan sedikit gugup.

"Halo gadis cantik yang polos, suci, bersih dan tidak berdosa." Jawabnya denan senyum. Eh, bahkan dia belum menjawab pertanyaanku tadi.

Seakan mengerti akan pikiranku, akhirnya dia menjawab pertanyaan pertamaku.

"Aku dikirim kesini untuk mengambilmu kembali ke alammu. Agar kamu tidak sendiri dan kebingungan menghadapi masalah yang telah dibuat oleh papamu."

Kedua alisku mengerucut pertanda masih tidak mengerti.

"Lalu, jika kamu mengambilku bagaimana dengan kelarga kecilku ini? Apakah mereka tidak khawatir denganku? Ah iya, akukan hanya beban di keluarga ini. Ayo, kita pergi sekarang saja." Ucapku dengan penuh semangat untuk segera pergi ke alamku yang sebenarnya.

"Eits, jangan buru buru sayang. Aku datang kesini atas suruhan dukun yang dipakai Fabri papamu untuk mengambilmu kembali. Tapi tidak sekarang, tugasku sekarang hanyalah menemanimu malam ini. Kau baru akan boleh pergi esok hari setelah rapat perdamaian keluarga kecilmu ini." Jelasnya.

"Tapi,--" Ucapku terputus karena aku tidak ingin mengacaukan keluarga ini lagi.

"Tapi apa cantik? Ayo ngomong aja." Bujuknya.

"Tapi aku masih sayang sama mama. Aku masih mau ada dideket dia buat ngejagain dia dari laki laki yang kurang ajar yang akan ngapa ngapain dia seperti papa. Aku ingin selalu ada disampingnya." Ucapku dengan kepala tertunduk dan tanpa sadar aku hampir saja menangis karena terbawa suasana.

"Hm... masalah itu gampang, tapi satu syarat ya gak boleh ada yang tahu keberadaan kamu dan kamu bener bener gak boleh bikin mama takut karena setiap omongan kamu akan terdengar oleh mama Leinna lewat pikirannya."

"SIAP! Apapun syaratnya aku akan penuhi."

Aku akan selalu ada disampingmu mulai sekarang sampai kau terkubur ditanah nanti ma.

Ucapku dalam hati sambil tersenyum.

***

Author's P.O.V

Hari ini adalah hari akhir dari segala masalah yang telah Leinna hadapi beberapa bulan ini.

Fabri dan Varsya datang pagi pagi untuk membawa kabar gembira untuk keluarga Leinna.

Sekarang mereka ber-7 sedang rapat dimeja makan seperti semalam.

"Kabar gembira apa yang kalian bawa untuk sarapan pagi hari ini?" Tanya papa Leinna sebagai pembuka pembicaraan.

"Gini om, kemaren saya dan Varsya ke dukunnya untuk meminta Sherry agar kembali ke alamnya supaya Leinna sekeluarga tenang seperti sediakala." Jelas Fabri dengan wajah sumringah karena merasa senang bisa bertanggungjawab.

"Yakin? Sherrylnya gak marah kan? Gue takut kalo dia gak ikhlas nanti dia malah macem macem kan nambah ribet." Tanya Nadya.

"Nah bener tuh!" Susul mama Leinna.

Disini Leinna tidak bisa berkata apa apa karena yang dia pikirkan sekarang adalah 'Bagaimana jika aku rindu Sherry nanti? Bagaimana aku berkomunikasi dengan gadis cerdas itu? Andaikan kamu manusia biasa, akan ku jaga dan ku rawat seperti anak sendiri sampai besar nanti.'

"Hush, Len bengong aja." Potong Varsya sebelum mempersilahkan Fabri untuk menjawab pertanyaan mama Leinna.

"Eh iya, gimana? Lanjut dong lanjut." Ucap Leinna yang sangat terlihat jelas bahwa dia berpura pura semangat.

"Dia aman kok tan, tenang aja. Dia udah ikhlas, aku udah ngomong sama Sherrylnya juga dan sebentar lagi dia akan dijemput sama bidadarinya." Jelas Fabri.

"Hah?! Dia sempet pamitan sama kita dulu ga? Gue takut kangen sama dia, gimanapun juga dia keluar dari vagina gue." Ucap Leinna yang sangat tersontak jika anaknya itu benar benar akan pergi dan takkan kembali lagi.

"Sempet kok, nah itu dia si cantik. Hallo sayang, maafin papa ya nak jangan dendam sama papa ya. Love you.." Ucap Fabri sambil mengecup kening Sherryl yang dingin untuk pertama dan terakkhir kalinya.

"Ma, kalo kangen sama aku bayangin aja aku ada di deket mama. Aku gak akan pergi jauh jauh kok. Nanti kita ketemu ya ma di alam sana. Love you ma." Ucap Sherryl diiringi dengan sebuah kecupan terakhir di pipi kanan mamanya yang meninggalkan jejak air mata.

"Iya sayang, hati hati ya. Jangan benci sama mama ya, jangan gangguin mama juga kalo bisa temenin secara baik baik ya sayang. I always miss u baby." Ucap Leinna sambil memeluk Sherryl dan tak lama Sherryl menghilang.

***


Bastard!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang