Old House

5.5K 509 41
                                    

    Hai lagi!! Aku lagi semangat nih, jadinya update ceritanya cepat.Oh, iya ayo dong jangan lupa beri kritik dan saran buat cerita pertamaku ini, biar ceritanya semakin bagus.OKE!!(^O^)b
    SELAMAT MEMBACA..(  '_')/

    Gadis itu terus berlari meskipun suasana di hutan semakin gelap.Kedua tangannya sibuk menghapus air mata yang mengalir di pipinya, dia tahu sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk menangis.
 
    Kakinya bergerak lincah diantara akar dan bebatuan.Dia sempat menengok sekilas ke belakang dan mendapati orang-orang itu masih mengejarnya.Kenapa mereka masih mengejarku?!Pikir sang gadis yang nafasnya mulai berantakan karena terus berlari tanpa henti.
   
    Dia hanyalah seorang anak perempuan jadi wajar jika dia merasa kelelahan karena harus berlari tanpa henti, jadi dia.memutuskan untuk mencari tempat persembunyian jika tidak mau di tangkap oleh orang-orang itu.

    Sesekali sebuah tombak dan anak panah meluncur ke arahnya, tapi tidak ada satupun yang berhasil mengenai tubuh gadis itu.Dia sempat bersukur karena gelapnya malam dia jadi lebih mudah berbaur karena kebetulan gaun yang di kenakannya juga berwarna hitam sehingga menyamarkan dirinya diantara pepohonan.

    Untuk yang ke sekian kalinya dia menengok kebelakang.Tidak ada tanda-tanda mereka lagi, orang-orang itu sudah kehilangan jejaknya.Gadis itu tersenyum, tapi sedetik kemudian kakinya tersandung sesuatu dan dia jatuh terjerembab ke dalam jurang.
   
    "Aduh...kakiku sakit sekali."Dia merasakan sakit yang luar biasa pada kaki kirinya.

    Mungkin disaat terjatuh tadi kakinya membentur sesuatu.Dia berusaha untuk berdiri tapi tidak bisa.

    "Aku tadi melihat gadis itu jatuh kebawah sini!"Teriak seseorang dari atas jurang.Gadis itu menatap ke atas jurang.

   "Apa kita juga harus turun?"
   
    "Tentu saja, jangan biarkan gadis itu pergi hidup-hidup!"Mendengar kalimat itu dia segera memaksakan diri untuk berjalan dan bersembunyi.

    Terdengar suara langkah kaki yang menginjak dedaunan kering, mereka mulai menuruni jutang itu dengan cepat tapi tetap berhati-hati, setelah 30 menit akhirnya mereka berhasil sampai ke dasar jurang dan segera berpencar.

    Cahaya dari obor menerangi setiap sudut, suara semak-semak yang bergesekan terdengar dimana-dimana.Tidak ada sedikitpun celah yang terlewati saat pencarian tersebut.

    "Aku tidak dapat menemukan gadis itu!"

    "Ya, kami juga!"Di susul dengan anggukan kepala yang lainnya.
 
    "Bagaimana mungkin tidak ketemu, gadis itu pasti tidak pergi terlalu jauh, kakinya pasti sedang terluka sekarang!"Gerutu seorang laki-laki yang berwajah seram, sepertinya dia adalah pemimpin di kelompok itu.

    Tanpa mereka sadari di antara semak-semak di dalam sebuah celah batu seseorang sedang bersembunyi dan mendengarkan percakapan mereka.

    "Bagus mereka tidak bisa menemukanku."Gumamnya pelan.Dia berusaha mengintip keluar tapi tidak ada yang bisa dilihatnya karena terhalang bebatuan.Akhirnya dia memutuskan untuk diam dan berpikir bagaimana caranya aga bisa melarikan diri dari orang-orang itu dan keluar dari tempat yang menyeramkan ini.

    Gadis itu memeluk kedua kakinya dan menempelkan dagunya di lutut.Semakin lama udara di tempat itu semakin dingin.

    "Hachii..!"Gadis itu menutup mulutnya dengan kedua tangan.Dalam hati iya mengatai dirinya karena melakukan hal paling bodoh dan tidak keren saat sedang bersembunyi.

    "Suara siapa itu?!"Terdengar suara dari luar tempat persembunyian.Benar saja suara beraninya terdengar sampai keluar.Keringat dingin mulai mengalir.

    Di luar mulai terdengar suara gaduh, mereka mulai melakukan pencarian sekali lagi.Gadis itu semakin panik.
   
    Apa yang harus aku lakukan sekarang, jangan sampai aku tertangkap oleh mereka.

    Tanpa sengaja gadis itu menemukan sebuah celah lain yang ukurannya lebih besar."Aku menemukan sesuatau!"

    Orang-orang itu mulai mengarah ke tempat yang di maksud, sang pemimpin mengarahkan obornya kedalam dan tidak berhasil menemukan tanda-tanda mahluk hidup di dalam.

    "Tidak ada apapun disini."

    "Tapi aku benar-benar mendengar suara tadi!"

    "Sudahlah mungkin kamu lelah jadi tidak fokus."Sang pemimpin berjalan pergi."Sebaiknya kita kembali ke markas baru kita!"Dengan memasang seringai yang menyeramkan.

    "Kita pasti akan menemukan gadis itu cepat atau lambat, lihat saja nanti..."
    
    Dia tidak tahu jalan ini menuju kemana atau bahkan mungkin ini jalan buntu, tapi lebih baik dia menyelidikanya daripada harus tertangkap oleh orang-orang itu.

    "Apa jalan ini tidak ada akhirnya ya?!"Gerutunya kesal karena sudah lelah merangkak, di tambah lagi kakinya juga semakin sakit.

    "Cahaya!!"Teriaknya senang ketika melihat setitik cahaya kecil di ujung celah.Seperti mendapat kekuatan baru dia mulai merangkak lebih cepat dan akhirnya dapat keluar dari celah sempit dan pengap itu.

    Ia berbaring di tanah dan menatap ke arah langit malam."Sayang sekali tidak ada bintang malam ini."Gumamnya.
 
   Wusshh...Angin malam bertiup kencang.Tubuhnya menggigil karena kedinginan.

    "Aku harus cari tempat untuk menghangatkan diri, kalau ada sih.."Ia bangkit dan mulai menyipitkan mata, pasti ada tempat untuk berteduh dan berlindung.

    Gadis itu terpaku diam ketika melihat sebuah bangunan, lebih tepatnya rumah tua diatas sebuah bukit.Tampak sangat tua, tidak terurus dan menyeramkan.
   
    "A..apa sebaiknya aku kesana?"

    Dia mulai membayangkan hal-hal yang menakutkan.Tubuhnya mulai merinding."Terserahlah aku tidak peduli, ada apa disana!"Kakinya mulai melangkah pelan dan berat, dia tidak punya pilihan lain selain pergi ketempat yang menyeramkan itu.
    
  Ciitt..Suara pintu kayu mulai menggema ke seluruh ruangan."Ya ampun, suaranya menyeramkan sekali."Pintu terbuka lebar dan seluruh isi ruangan.
   
    Hai lagi semuanya...!!Aku mau tanya nih, kalian lebih suka cerita sad ending atau happy ending?
Di jawab ya, biar nanti ceritaku semakin bagus, OK OK OK!!(^O^)b

   

   

Magical MIRROR (Finish)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz