Mahou

4.8K 445 7
                                    

Rin mengerjapkan matanya karena cahaya matahari yang menyilaukan.Dia masih berbaring di tempatnya menatap langit-langit.

Aku pasti bermimpi, tidak mungkin sungguhan kan?Pikirnya.

"Rin, kamu sudah sadar."

Rin terlonjak kaget dari tempatnya.Dia menatap cermin di depannya dengan wajah yang kaget, tidak percaya, takut, ngeri."A..Aku pasti mimpi."Gumamnya.

Sosok itu masih menatap rin sambil tersenyum."Katakan padaku kalau ini mimpi?!"

"Kalau bukan bagaimana."Anak laki-laki itu tersenyum ramah.

"Tapi, tapi bagaimana mungkin, maksudku kamu siapa?!"

"Namaku..."Dia berpikir sejenak."Panggil saja aku mahou."Senyum nya masih tetap terukir jelas di.Rin menatap nya tanpa berkedip.

"Jangan bercanda, aku sedang tidak ingin bercanda, kamu pasti halusinasi, ini tidak nyata!"Bentaknya.

"Kalau kamu tidak percaya mendekatlah dan akan aku buktikan."

Awalnya dia ragu tapi akhirnya rin memutuskan untuk mendekat meskipun masih menjaga jarak.

"Mendekatlah sedikit lagi."Anak laki-laki itu terlihat sabar sekali menghadapi rin.

"Se..sebenarnya kamu mau apa."Dia mulai menyeret tubuhnya lebih dekat ke cermin dan sekarang jaraknya hanya tinggal beberapa centi saja.

"Kemarikan tanganmu.Tempelkan di cermin ini."

"Kalau terjadi sesuatu padaku, lihat saja nanti aku akan membunuhmu."Dia berpikir sejenak."Jika aku bisa melakukannya."

Tangan nya sudah menempel pada permukaan cermin, tetapi dia memalingkan wajahnya ke arah lain kemanapun asalkan tidak melihat cermin di depannya.

Semenit kemudian rin merasakan hal aneh pada tangannya.Seperti ada sesuatu yang hangat menyentuh telapak tangannya, hangat dan nyaman.

Akhirnya rin melihat ke cermin itu dan mendapati telapak tangan anak laki-laki itu menempel pada telapak tangannya.

Hangat sekali..

Rin menatap tangannya dan tangan anak itu.

"Jika rin mau aku akan melakukannya setiap hari kapanpun rin menginginkannya."Ucapnya lembut.

Mulut rin masih terkatup rapat dia tidak tahu harus mengatakan apa.Mereka terdiam selama beberapa menit.

"Aku...sudah lama tidak merasakan hangat seperti ini."Akhirnya dia menatap anak laki-laki di hadapannya."Boleh tidak aku menangis."Tanyanya sesegukan.

Anak laki-laki itu tertawa pelan."Rin benar-benar lucu kamu bertanya tetapi sudah melakukannya duluan."

*Rin*

Entah kenapa air mataku tidak mau berhenti mengalir karena merasakan kehangatan yang sudah lama tidak aku rasakan lagi.

Telapak tangannya terasa sangat hangat, nyaman dan nyata.Aku benar-benar tidak bisa mengatakan apapun, aku hanya ingin menangis, menangis di depannya.Aku berharap dia mengerti perasaan yang sedang aku alami sekarang, aku merasa sangat sangat rindu sekali dengan kehangatan ini.

"Kamu berjanji akan melakukan nya jika aku meminta hal ini lagi."

"Iya aku berjanji."

"Bahkan jika itu seharian?"

"Ya meskipun harus seharian seperti ini."Dia mulai tertawa.

"Jadi berhentilah menangis rin, aku tidak suka melihat rin seperti ini."Tambahnya lagi.

Aku mulai berhenti menangis dan kembali tersenyum.Aku sudah menunggu lama untuk merasakan

Magical MIRROR (Finish)Where stories live. Discover now