One day with you

4.1K 444 18
                                    

    Rin meringkuk kedinginan di depan cermin, tubuhnya menggigil kedinginan, wajahnya pucat dan bibirnya memutih.

    Pandangan matanya menatap keluar jendela.Malam yang dingin dan gelap, salju mulai turun, angin musim dingin berhembus kencang.

    Sebentar lagi ada badai, aku bisa mati kedinginan, gawat..

    Dia nenggosok-gosokan.Kedua tangannya dan menempelkannya di pipinya yang kedinginan.Uap tebal menghembus dari mulutnya ketika dia menghembuskan nafas.

    "Rin!"Rin menjerit kaget, dia memang belum terbiasa dengan kemunculan mahoni yang selalu tiba tiba dan mengagetkan itu.

    "Mahou, kamu kemana saja sih, seharian ini kamu tidak muncul, aku takut, aku kira kamu nggak akan datang lagi."

    Rin dapat mendengarnya tertawa riang."Aku tidak akan pernah meninggalkan Rin."

    "Terima kasih ya, aku benar-benar senang."Dia meletakan telapak tangannya di cermin.

    "Aku sudah berjanji."mereka tersenyum kedua tangan mereka saling bersentuhan satu sama lain.

    Rin merasakan kehangantan di telapak tangannya, dia jadi merasa sedikit lebih baik meskipun udara dingin menusuk tulangnya.

    Mahou mengangkat sebelah alisnya dan menatap wajah Rin lekat-lekat."Ada apa Mahou?"Dia sadar kalau Mahou menatapnya dengan ekspresi yang berbeda.

    "Tangan Rin dingin sekali."Dengan cepat Rin menarik tangannya dari cermin dan menyembunyikannya dibalik gaun hitamnya yang sudah usang.

    "Aku baik baik saja kok, itu hanya perasaanmu saja."Rin pura-pura tertawa untuk menyembunyikan rasa dingin yang menyelimuti tubuhnya.

    Mahou tidak mengatakan apapun, wajahnya terlihat sedih?

    "Sampai jumpa Rin, aku harus pergi."

    "Tunggu dulu jang__"Cermin tau di hadapannya sudah tidak memperlihatkan sosok anak laki laki lagi.

    "Mahou..."Rin membalikkan tubuhnya dan kembali menatap keluar jendela.Kedua tangannya memeluk lutut.

    Diluar salju turun semakin banyak dan cepat karena angin berhembus kencang.Badai akan terjadi malam ini dan Rin harus menghadapi malam yang dingin seorang diri.

    Uap tebal terbentuk ketika Rin menghembuskan nafasnya.Tubuhnya terbaring di lantai.

    "Rin Sebenarnya aku kemarin ingin mengatakan sesuatu, tapi aku takut untuk mengatakannya, apa Rin mau mendengarnya?"Dia menatap ragu, menunggu jawaban Rin, tapi anehnya tidak ada jawaban bahkan gerakan juga tidak ada.

    Kecemasan mulai muncul di wajah Mahou.Apa Rin marah padaku, kenapa dia tidak menjawab? dia memanggil nama Rin lagi, tapi tetap tidak ada jawaban gadis itu masih tetap berbaring memunggunginya.

    Kemudian dia tersadar ada yang aneh dengan tubuh rin.Tubuhnya seperti menggigil dan pundaknya bergerak tidak teratur.

    "Rin, kamu bisa mendengarku?!"Tidak ada jawaban.Tangannya mulai memukul permukaan cermin, berusaha agar membuat Rin mendengarnya.

    "Mahou....aku tidak, bisa.bergerak."Nadanya terdengar sangat lemah.dan suaranya bergetar.

    Tanpa sadar Mahou menangis karena melihat keadaan Rin, Dia juga marah kepada dirinya sendiri karena tidak bisa melakukan apapun.

    Aku harus melakukan sesuatu, jika tidak Rin akan...Dia.menggelengkan kepalanya menghilang pikiran yang mengerikan di dalam otaknya.

    "Maaf rin."Kemudian dia menunduk dan mulai mengucapkan sebuah kalimat."Anctovus magisius enkta."

Magical MIRROR (Finish)Where stories live. Discover now